| dc.description.abstract | Pembudidayaan lada secara perdu memiliki keunggulan dibandingkan dengan peinbudidayaan pada umumnya. Lada perdu membutuhkan biaya produksi lebih rendah sebab tidak memerlukan tiang panjat, perneliharaan dan panen yang mudah, populasi tanaman persatuan luas lebih banyak, berproduksi lebih awal dan dapat ditanam dengan pola tumpang sari dengan tanaman lain. Penelitian ini mempelajari koefisien penyirnaan radiasi (k) tiga varietas lada perdu yakni Petaling-1, Petaling-2 dan Bengkayang pada beberapa tingkat radiasi. Penelitian ini menggunakan intensitas radiasi yang berbeda yaitu tingkat radiasi 100% (20 MJm²), tingkat radiasi 75% (12,4 MJm²) dan tingkat radiasi 50% (10,1 MJm²).
Total radiasi harian mempengaruhi perkembangar. indeks luas daun yang pada akhirnya mempengaruhi nilai k dan produksi tanaman. Selama pengamatan indeks luas daun menurun karena tanaman lada telah memasuki fase generatif dan pemasakan buah. Nilai k varietas Petaling-2 dan Bengkayang tertinggi pada radiasi 50% sedangkan varietas Petaling-1 pada tingkat radiasi 75%. Nilai k terbesar pada varietas Petaling-2 pada tingkat radiasi 50% yaitu 1,008 dengan hasil produksi 509,3 kg/ha. Nilai k terkecil juga pada varietas Fetaling-2 pada tingkat radiasi 100% yakni 0,5224 dengan hasil produksi 101,8 kg/ha.
Produksi tanaman lada meningkat dengan penurunan tingkat radiasi. Produksi tertinggi dicapai pada tingkat radiasi 50% kemudian tingkat radiasi 75% dan 100%. Produksi tertinggi adalah 514 kg/ha untuk varietas Petaling-1 dengan tingkat radiasi 50% dan produksi terkecil adalah varietas Petaling-2 dengan tingkat radiasi 100% sebesar 101,8 kg/ha. Hal ini menunjukan bahwa tanaman lada perdu memiliki sifat toleran terhadap naungan dan memiliki tingkat kejenuhan terhadap radiasi sesuai dengan sifat tanaman lada yakni termasuk tanaman dengan lintasan fotosintesis C3. | id |
