Respon pertumbuhan meranti merah terhadap lebar jalur tanam dan intensitas cahaya matahari dalam sistem silvikultur TPTJ (Studi kasus di areal PT. Sarpatim, Kalimantan Tengah)
Abstract
Shorea leprosula merupakan salah satu jenis meranti merah yang termasuk kedalam spesies target dan menjadi unggulan dalam teknik silvikultur intensif (SILIN), serta memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan dalam membangun hutan tanaman meranti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhaan S. leprosula dalam sistem silvikultur TPTJ dan pengaruh lebar jalur tanam, penutupan tajuk, dan intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhannya. Penelitian ini dilakukan pada sistem silvikultur TPTJ yang terdapat pada plot TPTJ 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Masing-masing plot dibuat petak berukuran 100 x 100 m dan dipilih 4 jalur sebagai jalur pengamatan dan pengukuran. Data yang dikumpulkan berupa diameter dan tinggi tanaman, lebar jalur, penutupan tajuk, dan intensitas cahaya matahari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan S. leprosula yang ditanam dalam sistem silvikultur TPTJ tergolong dalam pertumbuhan yang cepat dengan rata-rata riap diameter 1,32 cm/tahun, riap tinggi 1,61 cm/tahun, dan persentase hidup 86,57%. Lebar jalur tanam berpengaruh nyata terhadap riap diameter dan tinggi tanaman pada taraf nyata 5%. Hasil regresi menunjukkan bahwa penutupan tajuk berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan riap diameter dan tinggi tanaman S. leprosula dan intensitas cahaya matahari berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan riap diameter. Pertumbuhan riap terbaik terdapat pada plot TPTJ 2009 dengan riap diameter 1,63 cm/tahum dan riap tinggi 1,91 m/tahun pada lebar jalur 5 m, penutupan tajuk 77,71% dan intensitas cahaya matahari 10.632 lux.
Kata kunci: pertumbuhan, Shorea leprosula Miq., lebar jalur tanam, intensitas cahaya matahari, TPTJ
Collections
- UT - Silviculture [1275]