Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwawangsa, Handian
dc.contributor.authorWillis, Rara
dc.date.accessioned2024-01-22T02:58:18Z
dc.date.available2024-01-22T02:58:18Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135415
dc.description.abstractPengelolaan hutan jati secara berkelanjutan akan membantu mengatasi masalah saat ini yang terjadi. Saat ini pasar hanya mampu memenuhi kurang dari 30% kebutuhan akan kayu jati. Dengan melakukan pengelolaan kayu jati secara berkelanjutan akan mampu mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan kayu jati dipasaran. Selain itu dengan melakukan pengelolaan kayu jati berkelanjutan dapat memberikan keuntungan tinggi dengan sifat unik yang dimiliki kayu jati tersebut, yaitu pertumbuhan kayu jati dapat diproyeksikan dan memiliki sifat resisten terhadap fluktuasi dan gangguan ekonomi. Saat ini berkembang kegiatan pemuliaan pohon yang merupakan suatu usaha untuk melakukan pengelolaan jati secara berkelanjutan. Perhutani melakukan kegiatan pemuliaan pohon berupa Jati Plus Perhutani (JPP). Keuntungan yang dimiliki JPP ialah JPP memiliki daur yang lebih pendek (20 tahun), memberikan keuntungan yang besar, volume per ha yang dihasilkan lebih banyak, dan kualitas seragam. Dalam rangka pengelolaan jati secara berkelanjutan berupa program JPP yang dilakukan oleh Perhutani dibutuhkan kegiatan analisis finansial yang bertujuan untuk melakukan penilaian atas kelayakan pengelolaan JPP yang dilakukan. Dengan demikian penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji kelayakan dari segi finansial dalam kegiatan pengelolaan JPP yang dilakukan oleh KPH Banyuwangi Utara Unit II Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode aliran kas terdiskonto (Discounted Cash Flow) yang terdiri dari tiga kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR) yang dihitung dalam jangka waktu 20 tahun. Pengelolaan JPP di KPH Banyuwangi Utara dikatakan layak dari segi finansial, dengan nilai NPV ≥ 0, BCR 1, dan IRR sebesar 24% dengan tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 12%. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis sensitifitas berupa kenaikan biaya total sebesar 10% dan penurunan harga jual kayu sebesar 10%, dan dapat dikatakan pengelolaan JPP masih dikatakan layak walaupun terjadi penurunan nilai NPV dan BCR. Kata Kunci: Pemuliaan Pohon, JPP, Analisis kelayakanid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForest Managementid
dc.subject.ddcBanyuwangi Utaraid
dc.subject.ddcJawa Timurid
dc.titleAnalisis kelayakan pengelolaan Jati Plus Perhutani KPH Banyuwangi Utara Perum Perhutani unit II Jawa Timurid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordFeasibilty Analysisid
dc.subject.keywordPerehutaniid
dc.subject.keywordJati Plus Perhutani (JPP)id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record