Pembandingan konfigurasi Kampung Naga dengan dua kampung terdekatnya

Abstract

Perubahan komposisi dan keanekaragaman pada lahan usahatani di Kampung Naga karena adanya perubahan pola tanam untuk meningkatkan penanaman bambu, diduga membawa perubahan pada kondisi lingkungan di daerah tersebut, sehingga kampung ini menjadi berbeda dengan dua kampung terdekatnya yaitu Kampung Tonjong dan Kampung Bantarsari. Penelitian ini mengungkap perbedaan konfigurasi ketiga kampung berdasarkan peubah laju erosi, laju infiltrasi dan produksi serasah yang diukur pada musim hujan dan kemarau dengan analisis biplot. Analisis biplot bermanfaat merepresentasikan data berpeubah ganda dalam ruang berdimensi rendah sekaligus memberikan gambaran tentang objek dan peubah baik korelasi antar peubah, keterkaitan antara objek dan peubah maupun kedekatan antar objek. Selain itu, dengan analisis Procrustes ditelusuri bagaimana perbedaan kemiripan konfigurasi data asal dengan hasil biplotnya yang dianalisis secara terpisah dibandingkan dengan dianalisis secara serempak. Kriteria kesesuaiannya ialah jumlah kuadrat jarak antar titik-titik yang bersesuaian pada masing-masing konfigurasi. Dari hasil penelitian ini diperoleh, pada Kampung Naga tingginya produksi serasah dan laju infiltrasi di musim hujan tidak mengakibatkan menurunnya laju erosi. Perubahan komposisi dan keanekaragaman tanaman pada lahan di Kampung Naga akibat penanaman bambu tali, kurang berperan menurunkan laju erosi. Laju erosi pada kampung ini lebih banyak dipengaruhi oleh dominasi tanaman bawah yang dapat menghambat terjadinya erosi seperti jukut pait dan panicum. Sedangkan pada Kampung Tonjong dan Bantarsari, serasah berperan penting mengendalikan terjadinya erosi. Analisis ketiga kampung secara terpisah akan lebih memberikan informasi yang cukup representatif dalam menggambarkan data asal, baik total keragamannya maupun kemiripannya dengan data asal.