Pemilihan Ruang dan Waktu Sikep-madu Asia ketika Bermigrasi di Pulau Kalimantan, Indonesia
Date
2024-01Author
Meirani, Utami
Prasetyo, Lilik Budi
Mulyani, Yeni Aryati
Syartinilia
Metadata
Show full item recordAbstract
Migrasi adalah sebuah fenomena yang menggambarkan adaptasi perilaku
individu terhadap perubahan kondisi lingkungan. Migrasi merupakan siklus yang
terjadi secara periodik setiap tahunya sebagai bentuk proses adaptasi. Migrasi
memberikan keuntungan bagi individu untuk dapat bertahan hidup lebih lama
dengan kondisi yang terbatas pada daerah asalnya. Sikep-madu Asia atau Pernis
ptilorhynchus adalah spesies burung pemangsa yang berasal dari dataran Jepang.
Sikep-madu Asia melakukan perjalanan jarak jauh menuju habitat migrasinya
yang berada di kepulauan-kepulauan Indonesia salah satunya Kalimantan.
Kalimantan Merupakan salah satu habitat migrasi sikep-madu asia yang memiliki
potensi terhadap sumberdaya yang mampu memenuhi kebutuhan selama proses
migrasi berlangsung. Namun, keberadaan pulau Kalimantan juga menyimpan
potensi gangguan seperti deforestasi dan perubahan tutupan lahan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yang terjadi di pulau
Kalimantan serta respon sikep-madu asia terhadap perubahan tutupan lahan yang
terjadi di pulau Kalimantan.
Satellite-tracking merupakan alat bantu yang dapat digunakan dalam
melacak pergerakan satwa khususnya yang melakukan jangkauan pergerakan
yang luas. Penggunaan satellite tracking dapat memberikan informasi mengenai
pergerakan spesies yang diamati secara detail. Data tersebut berupa jalur migrasi,
lokasi singgah, lokasi mencari makan dan lokasi migrasi lainnya yang dapat
dikaitkan dengan kondisi ekologis dari spesies tersebut. Penggunaan satellitetracking
pada
sikep-madu
asia
telah
dipasang
sejak
tahun
2003
oleh
Prof
Higuchi.
Data
yang terekam kemudian dikirim menuju satelit NOAA hingga kemudian
dapat diakses oleh para peneliti. Data satellite-tracking yang dihasilkan oleh
sistem dikelompokan ke dalam tujuh kelas yang berbeda. Namun hanya data yang
kelompokan kelas 1, 2 dan 3 yang dapat digunakan dengan jarak akurasi lebih
kecil dari 1,5 km.
Hasil analisis perubahan tutupan lahan menunjukan pulau Kalimantan
mengalami perubahan luas sepanjang tahun 2003 sampai dengan 2009. Perubahan
yang paling mencolok adalah berkurangnya luas beberapa tutupan lahan seperti
hutan, rawa, dan badan air yang terjadi secara konsisten. Namun pada jenis
tutupan lainnya seperti sawah, belukar rawa dan perkebunan mengalami
peningkatan luas.
Frekuensi kehadiran sikep-madu asia pada 12 tipe tutupan lahan
menunjukan bahwa spesies ini memiliki kecenderungan untuk memilih hutan
sebagai jenis tutupan lahan yang paling disenangi. Jenis tutupan lahan lainnya
yang menunjukan frekuensi kunjungan tinggi adalah pertanian lahan kering dan
rawa.
Analisis terhadap waktu kedatangan individu menunjukan bahwa spesies
sikep-madu asia memiliki kesetiaan waktu kedatangan ketika tiba di pulau
Kalimantan yaitu pada bulan Oktober dan November. Analisis terhadap waktu
aktif individu melakukan kegiatan menunjukan spesies ini banyak aktif pada pagi
hingga sore hari. Analisis lainnya yang dilakukan pada penelitian ini adalah
jangkauan pergerakan spesies sikep-madu asia selama di pulau Kalimantan. Hasil
analisis tersebut menunjukan jangkauan rata-rata jarak tempuh harian yang
dilakukan sikep-madu asia adalah 100,75 km. Hal tersebut mengindikasikan
adanya adaptasi sikep-madu asia terhadap perubahan lingkungan untuk tetap
mempertahankan interaksi dengan habitat yang dibutuhkan selama migrasi.
Collections
- MT - Forestry [1373]