Show simple item record

dc.contributor.authorSinaga, Purry Artha Kencana
dc.date.accessioned2010-05-06T03:35:17Z
dc.date.available2010-05-06T03:35:17Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13476
dc.description.abstractLimbah cangkang udang sisa konsumsi masyarakat Indonesia sangat besar. Cangkang udang adalah salah satu sumber potensial kitosan. Kitosan dapat dimanfaatkan sebagai perekat berbagai produk komposit yang diperoleh dengan mengkonversi cangkang udang melalui tahap demineralisasi (M), deproteinasi (P), dan deasetilasi (A). Belum banyak yang meneliti pengaruh tahapan pembuatan kitosan terhadap mutu kitosan untuk bahan dasar perekat alami. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan prosedur produksi yang dapat menghasilkan kitosan dengan sifat perekatan yang baik. Kitosan ini diterapkan pada pembuatan papan isolasi dari pulp jerami padi dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik dan mekaniknya. Pembuatan kitosan melibatkan proses demineralisasi (M), deproteinasi (P), dan deasetilasi (A). Proses M, P, dan A berturut-turut menggunakan larutan kimia HCl 1N, NaOH 3.5% dan NaOH 50%. Nisbah larutan kimia dengan serbuk cangkang udang dalam proses M, P, dan A masing-masing adalah 10/1, 6/1, 20/1. Campuran serbuk cangkang udang dengan larutan kimia dalam proses M dan P dipanaskan dengan suhu 90º C selama 1 jam dan proses A pada suhu 120-140º C selama 90 menit, kemudian dilakukan penyaringan, pencucian dengan air, dan pengeringan dalam oven 80º C selama 24 jam. Pengujian derajat deasetilasi kitosan menggunakan FTIR spectroscopy. Pulp jerami dibuat dengan proses soda panas dengan L/W = 4, 12% NaOH, suhu 100 oC selama 14-18 menit. Papan isolasi berukuran 30x30x1 cm dengan kerapatan sasaran 0.35 g/cm3 dibuat dengan proses basah. Sifat-sifat papan isolasi diuji dengan standar JIS A 5905 2003. Modifikasi tahapan proses produksi kitosan adalah MPA, MAP, PAM, PMA, APM, dan AMP. Kadar air kitosan hasil penelitian ini kurang dai 10% sehingga memenuhi persyaratan Protan Laboratories. Berbeda dengan derajat deasetilasi (DD) dan viskositas, kadar air tidak dipengaruhi oleh protokol produksinya. DD hasil penelitian ini sangat rendah (dibawah 50%), yang menunjukkan bahwa mutu kitosan yang dihasilkan sangat rendah. Perlakuan basa secara berurutan (PA atau AP) cenderung menurunkan nilai viskositas. Kecuali daya serap air, semua sifat papan isolasi dari jerami padi ini tidak dipengaruhi oleh protokol produksi dan konsentrasi kitosan yang dipergunakan. DD kitosan yang rendah kemungkinan menjadi sebab tidak nyatanya pengaruh konsentrasi kitosan terhadap sifat-sifat papan isolasi ini. Produksi kitosan yang diawali oleh prosedur M cenderung menyebabkan pengembangan tebal papan isolasi yang tinggi. Kadar air, kerapatan, dan konduktivitas panas papan isolasi telah memenuhi standar JIS A 5905 : 2003, tetapi pengembangan tebal dan MOR belum memenuhi standar ini.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectkitosanid
dc.subjectperekatid
dc.subjectpapan isolasiid
dc.subjectcangkang udangid
dc.subjectjerami padiid
dc.titlePerekat Berbasis Kitosan untuk Papan Isolasiid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record