Show simple item record

dc.contributor.advisorPawitan, Hidayat
dc.contributor.advisorSudjarwo
dc.contributor.authorBolon, Atjep
dc.date.accessioned2024-01-15T06:29:06Z
dc.date.available2024-01-15T06:29:06Z
dc.date.issued1999
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134704
dc.description.abstractKeberhasilan hidup, tumbuh, berkembang, dan berproduksi tanaman kentang selain ditentukan oleh sumber bibit juga ditentukan oleh faktor lingkungan seperti cuaca dan iklim setempat yang optimum. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dinamika unsur-unsur cuaca dan iklim daerah Pangalengan, khususnya intensitas radiasi surya dan suhu udara serta beberapa sifat genetik tanaman kentang digunakan untuk mengestimasi potensi produksi tanaman kentang yang dibudidayakan di daerah Pangalengan. Pengamatan data iklim selama periode tahun 1980 -1993, menunjukkan jumlah intensitas radiasi surya rata-rata harian daerah Pangalengan berkisar antara 354 -419 cal/cm2/hari setara dengan 14.9 -17.6 MJ/m2/hari dan lama penyinaran 3.8 jam -6.5 jam. Suhu udara berkisar antara 13 -25 °C. Curah hujan rata-rata bulanan maksimum terjadi pada Bulan Desember sebesar 353 mm dan curah hujan bulanan minimum terjadi pada Bulan Agustus sebesar 54 mm. Curah hujan rata-rata per tahun 2400 mm dengan 7 bulan basah (BB) dan 3 bulan kering (BK). Kelembaban udara rata-rata 85 % -95 % . Unsur Iklim daerah Pangalengan sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kentang, sehingga dengan teknik budidaya yang optimal akan memungkinkan tercapainya produksi yang maksimal. Unsur iklim daerah Pangalengan yang selain mendukung juga menjadi kendala adalah kelembaban udara (RH) yang tinggi, yaitu di atas 90 %. Kelembaban udara yang tinggi merupakan lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit penyakit, seperti jamur Phytophthora infestans penyebab penyakit busuk daun yang dapat menurunkan produksi hingga 90%. Menggunakan metode Zone Agroekologi (ZAE) diketahui potensi produksi kentang untuk Varietas Granola rata-rata 23 ton per hektar dan produksi aktual atau produksi di lapang sebesar 19.9 ton per hektar. Produksi aktual rata-rata per hektar tanaman kentang di daerah Pangalengan hampir mendekati potensi produksi yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan budidaya tanaman kentang di daerah Pangalengan mempunyai efisiensi produksi yang cukup tinggi. Metode Zone Agroekologi (ZAE) dapat digunakan untuk mengestimasi potensi produksi suatu tanaman, asalkan sifat-sifat genetik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi tanaman tersebut dapat diketahui dengan baik dan benar. Dalam perhitungan estimasi potensi produksi kentang varietas atlantik selama penelitian didapatkan hasil produksi aktual lebih besar dari potensi produksi sehingga perlu dilakukan perbaikan pada persamaan yang menggambarkan hubungan sifat genetik dengan produksi biomassa. Agar didapatkan persamaan yang baik maka perlu dilakukan beberapa percobaan pada waktu dan tempat yang berbeda. Selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan perlu dicari metode lain sebagai pembanding dalam menentukan potensi produksi suatu tanaman.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcGeophysicsid
dc.subject.ddcweatherid
dc.titleKarakteristik iklim potensi produksi kentang (solonum tuberosum Linn.) daerah Pangalengan Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record