Show simple item record

dc.contributor.advisorBoer, Rizaldi
dc.contributor.authorZubaida, Ulya
dc.date.accessioned2024-01-09T07:57:03Z
dc.date.available2024-01-09T07:57:03Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/134262
dc.description.abstractKabupaten Indramayu merupakan pusat produksi padi nasional, dengan luas sawah mencapai 110.913 ha (54.37%), dan termasuk lahan yang sangat rentan terhadap kejadian iklim ekstrim. Sekitar 85% luas gagal panen disebabkan oleh faktor iklim yaitu kejadian kekeringan dan banjir. Selain itu juga luas gagal panen pada tahun-tahun terjadinya iklim ekstrim cenderung mengalami peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan usaha tani padi dan mekanisme adapatasi petani terhadap kejadian iklim ekstrim, serta menganalisis sejauh mana pemanfaatan informasi ramalan iklim dalam usaha tani padi di Kabupaten Indramayu. Penelitian dilakukan melalui kegiatan surve lapang dan analisis uji beda rata-rata untuk melihat kerentanan usaha tani padi terhadap iklim ekstrim. Petani di Kabupaten Indramayu masih kurang dalam penyerapan dan pemanfaatan informasi ramalan iklim dalam kegiatan usaha tani padi. Sehingga usaha peningkatan kemampuan petani dalam menyerap dan memanfaatkan informasi ramalan iklim sangat diperlukan, seperti melakukan sekolah lapangan iklim (SLI). Petani di Kabupaten Indramayu secara umum tidak melakukan adaptasi sebelum tanam agar terhindar dari gagal panen akibat iklim ekstrim, padahal mereka telah mengetahui ada teknologi-teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam mengadaptasi kejadian iklim ekstrim seperti mengganti varietas, mengatur pola dan waktu tanam. Perkiraan kerugian yang dapat dialami petani akibat kejadian iklim ekstrim tergantung pada usia tanaman yang terkena gagal panen misalnya untuk tanaman usia 10 HST sekitar Rp.1.890.000, usia diatas 20 HST sekitar Rp.2.890.000 dan usia diatas 30 HST 3.550.000. Secara umum mekanisme adaptasi yang dilakukan petani dalam menghadapi gagal panen akibat iklim ekstrim adalah menghemat pengeluaran, meningkatan pendapatan dari usaha lain dan mencari pinjaman jika berada dalam keadaan darurat. Pinjaman biasanya dilakukan antar kerabat dekat seperti keluarga, teman atau tetangga dan untuk pinjaman modal untuk usaha tani biasanya berasal dari bank. Kelompok tani atau lembaga terkait lainya secara umum kurang langsung memberi bantuan kepada petani dalam beradaptasi. Kendala yang dihadapi dalam beradaptasi biasanya adalah masalah ekonomi, seperti kurangnya kepastian pendapatan dari usaha lain atau terbatasnya dana bantuan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcIklimid
dc.titleAnalisis kerentanan dan mekanisme adaptasi petani padi indramayu terhadap kejadian iklim ekstrimid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record