Evaluasi Karakter Morfologi, Histologi, Sitologi dan Kadar Patchouli Alcohol Mutan Poliploid Nilam (Pogostemon cablin Benth.)
Date
2024-01-08Author
Zega, Apkris Volman
Wiendi, Ni Made Armini
Guntoro, Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Nilam (Pogostemon cablin) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak nilam diperoleh melalui proses destilasi batang dan daun. Peningkatan bobot biomassa sangat dipengaruhi oleh karakter morfologi tanaman. Tanaman dengan morfologi yang superior memiliki potensi menghasilkan minyak yang lebih banyak. Kualitas minyak nilam dipengaruhi oleh kadar patchouli alcohol. Saat ini, varietas nilam yang sudah dilepas masih sedikit. Untuk memperoleh keragaman tanaman nilam dengan produksi yang tinggi, perlu ada upaya pemuliaan tanaman. Salah satunya dengan induksi poliploid menggunakan kolkisin. Tanaman mutan poliploid diharapkan mampu menghasilkan tanaman dengan morfologi yang lebih baik dari varietas unggul saat ini dan berdaya hasil tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi karakter morfologi, produksi, sitologi dan histologi untuk melihat kestabilan genetik dan informasi ploidi, serta kualitas minyak yang dihasilkan. Penelitian ini dilaksanakan dari Mei 2022 hingga Juni 2023. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) satu faktor, yaitu genotipe yang terdiri dari delapan taraf (tujuh mutan dan kontrol), dengan tiga ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Setiap plot amatan terdiri dari lima tanaman.
Hasil penelitian menunjukan bahwa genotipe mutan memiliki tingkat keberhasilan tumbuh yang cukup tinggi baik pada periode aklimatisasi dan transplanting. Genotipe MV9.02 nyata memiliki tanaman yang lebih tinggi, diameter batang yang lebih besar, ukuran daun yang lebih besar dibandingkan kontrol. Genotipe MV9.03 dan MV9.01 memiliki cabang dan daun yang lebih banyak dibandingkan genotipe mutan lainnya. Genotipe MV9.05 memiliki bobot basah paling tinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol. Genotipe MV9.06 dan MV9.07 memiliki daun hijau keunguan, sedangkan MV9.01 dan MV9.03 berwarna hijau kekuningan, berbeda dengan kontrol dan mutan lain yang berwarna hijau. Tanaman mutan sudah mulai mencapai kestabilan genetik pada generasi MV9. Hasil pengujian tujuh genotipe mutan, diperoleh dua genotipe tetraploid (2n = 4x = 64), terdapat dua genotipe mutan aneuploid (2n = 16 – 24), dua genotipe yang masih mixoploid (2n = 3x/4x = 40-64) serta satu genotipe mutan sama dengan kontrol (diploid). Tanaman poliploid memiliki ukuran stomata yang lebih besar dan kerapatannya lebih sedikit dibanding tanaman kontrol (diploid) dan aneuploid. Trikoma terlihat lebih sedikit pada genotipe mutan poliploid.
Rendemen minyak nilam dan kadar patchouli alcohol tidak berbeda nyata, namun genotipe mutan memiliki potensi menghasilkan kadar patchouli alcohol yang lebih tinggi dibandingkan kontrol dan sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia. Genotipe mutan dikelompokan dalam 2 cluster. Cluster pertama adalah kontrol, MV9.05, MV9.01 dan MV9.03 sedangkan cluster kedua adalah genotipe MV9.02, MV9.10, MV9.06 dan MV9.07.
Collections
- MT - Agriculture [3689]