Evaluasi dampak el nino trhadap keragaman curah hujan dan produksi padi (sawah dan ladang) di Provinsi Riau: Studi kasus Kabupaten Kampar, Bengkalis, Indragiri Hilir)
Abstract
Kegagalan, keberhasilan panen dan produksi pertanian sangat ditentukan oleh keadaan iklim, khususnya selama musim tanam. Penyimpangan iklim merupakan ancaman bagi produksi pertanian dan ketahanan pangan nasional. Salah satu indikator penyimpangan iklim adalah Sea Surface Temperature (SST). Dalam penelitian ini digunakan regresi terboboti untuk melihat hubungan antara anomali SST dengan anomali curah hujan dengan time lag 0-3. Analisis dilakukan tiap musim yaitu musim hujan, kemarau, pancaroba-1 dan pancaroba-2.
Pengaruh El Niño pada musim pancaroba lebih signifikan dari pada musim hujan dan kemarau dalam mempengaruhi penurunan curah hujan. Hasil analisis antara curah hujan dengan SST menunjukkan bahwa umumnya musim kemarau berkorelasi negatif dengan jumlah stasiun yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan musim hujan sedangkan musim hujan berkorelasi positif dan musim pancaroba-2 berkorelasi negatif. Hasil analisis musiman ini dapat menentukan model pendugaan curah hujan, sehingga dari model pendugaan curah hujan dapat ditentukan estimasi produksi padi. Hasil pendugaan curah hujan menunjukkan bahwa curah hujan pada bulan Mei 2002 Desember 2002 berkisar atas sampai bawah normal sedangkan curah hujan untuk bulan Januari - April 2003 berkisar normal (tidak jauh dari rata-
ratanya).
Pengaruh El Niño terhadap produksi padi sawah umumnya mengalami penurunan pada MT III dan padi ladang mengalami penurunan pada saat MT II. Korelasi produksi padi dan curah hujan menunjukkan bahwa padi ladang tidak terjadi korelasi sedangkan padi sawah di Kabupaten Kampar, Bengkalis, Indragiri Hulu berkorelasi pada MT II dan Kabupaten Indragiri Hilir berkorelasi pada MT III. Hasil analisis produksi padi berdasarkan curah hujan dugaan menunjukkan bahwa estimasi produksi padi sawah untuk MT II dan MT III berkisar 2.8-3 ton/ha.