dc.description.abstract | Sampai akhir tahun 2000, Indonesia telah mengalokasikan lahan untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) seluas ± 7.76 juta ha. Untuk memantau lahan seluas itu, dibutuhkan suatu alat dan metode yang cukup akurat untuk mendeteksi dan menghitung berapa banyak biomassa yang dihasilkan oleh HTI tersebut.
Indonesia yang merupakan negara tropik, tingkat keawanan yang tinggi merupakan masalah utama dalam penginderaan jauh. Guna mengatasi masalah tersebut, maka dikembangkan sistem Radar yang mempunyai daya penetrasi terhadap hambatan awan. Selain itu, Radar dapat digunakan pada segala cuaca dan pada malam hari sekalipun.
Penelitian ini menggunakan data citra Envisat ASAR (IMP), citra Landsat TM (band 3 dan 4), Merchantable Volume (MVOL) and Total Volume (TVOL) dari HTI di Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Pembacaan besaran intensitas pantulan dilakukan pada plot inventori pada kedua citra. Khusus untuk Envisat ASAR dilakukan dalam dua pendekatan, yaitu dengan filter dan tanpa filter. Semua hasil pembacaan pada citra dikorelasikan dengan MVOL dan TVOL, dilanjutkan dengan analisis regresi untuk memperoleh hubungan antara parameter citra dengan parameter lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenampakan visual citra yang diolah dengan filter Lee memberikan hasil yang paling baik dibandingkan terhadap filter yang lain. Berdasarkan analisis regresi diperoleh korelasi terbesar untuk biomassa terdapat (1) citra Envisat ASAR sebesar 0.40 dibandingkan 0.03 pada Landsat TM 3 untuk TVOL dan (2) citra Envisat ASAR yang menggunakan filter Gamma 5 x 5 sebesar 0.39 untuk MVOL. | id |