| dc.description.abstract | Pada hakekatnya, satwa memiliki pergerakan yang sa- ngat unik dan teratur. Menurut Alikodra (1990), faktor spesies, musim dan kondisi lingkungan, termasuk campur tangan manusia, sangat menentukan pergerakan satwa liar. Wilayah jelajah adalah wilayah yang dikunjungi satwa se- cara tetap karena dapat mensuplai makanan, minuman, serta mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung atau bersem- bunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Luas wilayah jela- jah tersebut tergantung dari sumberdaya lingkungan, ukuran tubuh, aktivitas hubungan kelamin, faktor persa- ingan dan aktivitas manusia. Untuk dapat mengelola satwa liar terutama kerbau air liar (Bubalus bubalis) di Taman Nasional, maka perlu diketahui pergerakan dan wilayah jelajah harian yang diperlukan oleh satwa agar tetap sur- vive.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai panjang trayek harian (Daily Range/DR), radius maksimum (RM) dan jarak perpindahan antara dua tempat istirahat di malam hari (Night Position Shift/NPS) sehingga diperoleh data luas wilayah jelajah harian dan hubungan antara tipe vegetasi dengan luas wilayah jelajah harian serta penggunaan wilayah jelajah kerbau air liar (Bubalus bubalis) dengan hipotesa bahwa
kerbau air liar (Bubalus bubalis) dengan hipotesa bahwa pergerakan kerbau air liar merupakan suatu aktivitas harian yang teratur, semakin besar jumlah individu dalam satu kelompok maka luas wilayah jelajah harian semakin luas, dan ketersediaan sumber daya air dan jumlah indi- vidu dalam kelompok mengakibatkan perbedaan parameter pergerakan harian kerbau air liar. ... | id |
