Show simple item record

dc.contributor.advisorDadang
dc.contributor.authorHermawati, Darsih
dc.date.accessioned2024-01-03T03:26:52Z
dc.date.available2024-01-03T03:26:52Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133603
dc.description.abstractKacang-kacangan, termasuk kacang hijau merupakan tanaman pangan yang cukup penting di daerah tropik. Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan berpotensi untuk terus dikembangkan. Tingkat produksi kacang hijau secara kuantitas maupun kualitas sangat dipengaruhi oleh keberadaan hama dan penyakit. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya terbatas pada tanaman yang masih ada di lapangan, tetapi juga mampu merusak biji yang ada di penyimpanan. Salah satu hama pasca panen yang sering menimbulkan kerusakan pada kacang hijau adalah Callosobruchus sp. (Coleoptera: Bruchidae). Pengendalian hama gudang umumnya dilakukan dengan insektisida sintetik berupa fumigan seperti metil bromida dan fosfin. Cara tersebut banyak dilakukan karena efektif, efisien tempat dan waktu. Namun cara tersebut dapat menyebabkan bahan pangan yang disimpan terkontaminasi dengan residu bahan kimia yang berbahaya. Penggantian atau pengadaan insektisida alternatif untuk insektisida sintetik sangat perlu dilakukan, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan ekstrak tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai insektisida botani yang aman dan ramah lingkungan. Untuk mengurangi ketergantungan pada salah satu jenis tanaman tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai campuran ekstrak dari tumbuhan yang diketahui memiliki aktivitas biologi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penghambatan aktivitas peneluran, ovisida dan mortalitas Callosobruchus sp. yang diperlakukan campuran ekstrak tumbuhan dan mendapatkan kombinasi campuran ekstrak yang efektif dalam mengendalikan hama gudang Callosobruchus sp. Uji penghambatan aktivitas peneluran yang dilakukan dengan metode pilihan dan tanpa pilihan dan uji ovisida dilakukan pada konsentrasi uji 0,1; 0,5; 1; 3 dan 5%. Untuk uji mortalitas dilakukan dengan metode perlakuan setempat dengan dosis 10, 30, 50, 80 dan 100 µg/serangga. Perbandingan campuran ekstrak yang digunakan adalah 1:1, 3:7 dan 7:3. Campuran ekstrak tumbuhan yang mampu memberikan rata-rata penghambatan peneluran yang baik adalah campuran ekstrak A. glabra metanol: P. cablin metanol (GM:CM) 1:1, A. glabra heksana: V. zizanioides heksana (GH:ZH) 7:3 dan A. glabra eter: A. squamosa eter (GE:SE) 1:1. Sedangkan ekstrak yang memiliki aktivitas ovisida yang baik adalah campuran ekstrak A. glabra metanol: A. squamosa eter (GM:SE) pada perbandingan 1:1 dan 3:7. Ekstrak yang mampu memberikan rata-rata kematian yang tinggi adalah: campuran ekstrak A. glabra eter: A. squamosa eter (GE:SE) pada perbandingan 1:1 dan 3:7. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcCallosobruchus sp.id
dc.titlePengujian aktivitas biologi campuran ekstrak tumbuhan terhadap Callosobruchus sp. (Coleoptera:bruchidaeid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record