Show simple item record

dc.contributor.advisorMunibah, Khursatul
dc.contributor.advisorHidayat, Jhanthy Trilusianthy
dc.contributor.authorPramata, Muhammad Fikri Putra
dc.date.accessioned2023-12-28T07:01:19Z
dc.date.available2023-12-28T07:01:19Z
dc.date.issued2023-12-27
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133417
dc.description.abstractPeran Kota Bogor sebagai salah satu kota penyangga kawasan Jakarta, berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor periode tahun 2014-2020 sebesar 1,6% per tahun yang lebih tinggi dari pada Jawa Barat (1,1% per tahun). Hal ini mengindikasikan bahwa Kota Bogor menjadi salah satu pusat pertumbuhan penduduk di Jawa Barat. Pertumbuhan penduduk dapat berimplikasi pada kebutuhan ruang dan tingkat mobilitas, namun kondisi keterjangkauan fasilitas transportasi umum di Kota Bogor belum efektif dan efisien. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat kemacetan yang tinggi dan peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor sebesar 44% pada periode tahun 2013-2021. Pemerintah Kota Bogor menyusun kebijakan penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi pembangunan kawasan bersifat berkelanjutan dan meminimalisir masalah pembangunan kota. Penerapan konsep TOD di Kota Bogor diperlukan perencanaan detail. Tujuan penelitian adalah menyusun model dan arahan penerapan konsep TOD di kawasan transit Kota Bogor berdasarkan analisis tingkat aksesibilitas, ketersediaan fasilitas dan kondisi kesesuaian TOD. Lokasi penelitian berfokus pada 7 (tujuh) lokasi pengembangan kawasan transit yang termuat pada Perda Kota Bogor No. 6 tahun 2021 tentang perubahan Perda Kota Bogor No. 8 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Bogor Tahun 2011-2031, lokasi transit terdiri: Stasiun Bogor- Paledang, Terminal Baranangsiang, Terminal Bubulak, rencana Stoplet Sukaresmi, rencana Stoplet Kertamaya, rencana Stoplet Tanah Baru dan rencana Stoplet Mulyaharja. Kawasan penelitian memiliki radius 800 m dari titik transit. Analisis sentralitas dan indeks konektivitas dilakukan untuk menentukan tingkat aksesibilitas kawasan transit, analisis skalogram digunakan sebagai analisis ketersediaan fasilitas dan penentuan tingkat kesesuaian TOD dilakukan dengan mengidentifikasi 5 variabel kesesuaian konsep TOD yang terdiri dari: transit, densitas, diversitas dan kebijakan. Setiap variabel memiliki indikator kesesuaian dan dianalisis menggunakan metode AHP-TOPSIS. Hasil setiap tujuan dikategorikan dengan tipologi rendah, sedang dan tinggi. Kombinasi setiap tipologi tujuan membentuk tipe pengembangan, model dan arahan penetapan kawasan berorientasi transit. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleModel Arahan Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kota Bogorid
dc.title.alternativeRecommendation Model in Implementing Transit Oriented Development (TOD) in Bogor Cityid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordaccessibilityid
dc.subject.keywordfacilityid
dc.subject.keywordTODid
dc.subject.keywordtransitid
dc.subject.keywordtransportationid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record