Penentuan waktu standar penyadapan kopal dengan metode sayatan di hutan pendidikan Gunung Walat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
Abstract
Kondisi hutan Indonesia pada saat sekarang ini telah mengalami kerusakan yang sangat berat akibat adanya kegiatan eksploitasi yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan di Indonesia yang terpaksa tidak beroperasi kembali, sehingga banyak pekerja kehutanan yang kehilangan pekerjaannya.
Salah satu hasil hutan non kayu yang mendapatkan perhatian lebih pada saat sekarang yaitu kopal. Kopal diperoleh dari kegiatan pelukaan pohon Agathis spp yang tergolong ke dalam famili Araucariaceae. Daerah tumbuh agathis secara alami tersebar di beberapa daerah di Indonesia, diantaranya Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan, Jawa Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Beberapa pemanfaatan kopal diantaranya sebagai bahan cat, vernis, spiritus, lak merah, vernis bakar, plastik, bahan pelapis untuk tekstil, linoleum, perekat, cairan pengering dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil sadapan kopal yaitu keterampilan tenaga kerja, sosial, lingkungan, dan genetik. Permasalahan yang sering timbul pada saat melakukan kegiatan pemungutan kopal, diantaranya kurangnya keterampilan pekerja dalam melakukan penyadapan dan efisiensi waktu yang kurang diperhatikan, sehingga produksi kopal yang dicapai kurang memenuhi target yang telah ditentukan.
Collections
- UT - Forestry Products [2380]