Show simple item record

dc.contributor.advisorDarmawan
dc.contributor.advisorOktariani, Putri
dc.contributor.authorAmara, Adhistya
dc.date.accessioned2023-12-18T23:22:29Z
dc.date.available2023-12-18T23:22:29Z
dc.date.issued2023-12-18
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132962
dc.description.abstractTanah gambut adalah tanah yang memiliki produktivitas rendah, antara lain disebabkan karena tingkat kemasaman tinggi dan memiliki kandungan unsur hara makro serta mikro yang sangat rendah. Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) merupakan unsur hara mikro esensial yang kerap kali menunjukkan defisiensi pada tanah gambut, sehingga pemupukan menjadi solusi umum untuk meningkatkan ketersediaan hara Cu dan Zn pada tanah gambut. Namun, pemupukan unsur hara mikro termasuk Cu dan Zn di tanah gambut hingga saat ini masih menjadi tantangan. Salah satu tantangannya yaitu pemberian dosis pupuk yang tidak tepat, baik kekurangan maupun berlebih. Oleh karena itu, dilakukan percobaan penambahan unsur hara Cu dan Zn dalam bentuk senyawa CuSO4, Cu EDTA, ZnSO4, dan Zn EDTA sebagai simulasi pemupukan. Penambahan senyawa tersebut dilakukan dengan dosis bervariasi yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm yang kemudian dilakukan ekstraksi menggunakan 3 jenis larutan pengekstrak yaitu HCl 0,1 N, CaCl2 0,01 M, dan DTPA. Hasil penelitian menunjukkan perubahan ketersediaan Cu dan Zn dipengaruhi oleh jenis pupuk, dosis pupuk, serta jenis larutan ekstraksi yang digunakan. Penambahan dosis pupuk Cu dalam bentuk CuSO4 dan Cu EDTA mampu meningkatkan nilai ketersediaan Cu dengan linier maksimum pada dosis pupuk 30 ppm Cu. Sementara penambahan Zn dalam bentuk ZnSO4 dan Zn EDTA hingga dosis pupuk 50 ppm masih mampu menghasilkan nilai ktersediaan Zn yang stabil. Hal tersebut selain karena kadar awal Cu pada sampel tanah gambut yang digunakan lebih rendah dari kadar awal Zn, diduga juga karena komponen organik pada tanah gambut mampu mengikat hara Cu lebih kuat daripada Zn. Pupuk sulfat secara umum menghasilkan nilai ketersediaan Cu dan Zn lebih tinggi dibandingkan pupuk EDTA, karena pupuk sulfat memiliki kelarutan yang lebih baik dibandingkan pupuk EDTA. Dari tiga jenis larutan pengekstrak, DTPA menunjukkan persentase nilai paling tinggi, kemudian HCl 0,1 N, dan CaCl2 0,01 M menghasilkan persentase terendah. Pemupukan Cu pada tanah gambut sebaiknya diberikan maksimum pada dosis pupuk 30 ppm Cu. Aplikasi pemupukan berulang pada tanah gambut lebih disarankan daripada penambahan dosis yang tinggi.id
dc.description.abstractPeat soils have low productivity, partly due to high acidity and very low contents of macro and micronutrients. Copper (Cu) and Zinc (Zn) are essential micronutrients that often show deficiencies in peat soils, so fertilization is a common solution to increase the availability of Cu and Zn nutrients in peat soils. However, fertilization of micronutrients including Cu and Zn in peat soils is still a challenge. One of which is the application of inappropriate fertilizer doses, either inadequate or excessive. Therefore, an experiment was conducted to add Cu and Zn nutrients in the form of CuSO4, Cu EDTA, ZnSO4, and Zn EDTA compounds as a simulation of fertilization. The addition of these compounds was carried out with varying doses of 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, and 50 ppm which were then extracted using 3 types of extractant solutions, namely HCl 0.1 N, CaCl2 0.01 M, and DTPA. The results showed that changes in Cu and Zn availability were influenced by the type of fertilizer, fertilizer dose, and the type of extraction solution used. The addition of Cu fertilizer doses in the form of CuSO4 and Cu EDTA was able to increase the value of Cu availability with a maximum linear at a fertilizer dose of 30 ppm Cu. Meanwhile, the addition of Zn in the form of ZnSO4 and Zn EDTA up to a fertilizer dose of 50 ppm was still able to produce a stable Zn availability value. This is not only because the initial level of Cu in the peat soil samples used is lower than the initial level of Zn, but also because the organic components in the peat soil can bind Cu nutrients more strongly than Zn. Sulfate fertilizer generally produces higher Cu and Zn availability values than EDTA fertilizer, because sulfate fertilizer has better solubility than EDTA fertilizer. Of the three types of extractant solution, DTPA showed the highest percentage value, then HCl 0.1 N, and CaCl2 0.01 M produced the lowest percentage. Cu fertilization on peat soil should be applied at a maximum fertilizer dose of 30 ppm Cu. Repeated application of fertilizers on peat soils is recommended rather than adding high doses.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerubahan Ketersediaan Cu dan Zn di Tanah Gambut pada Penambahan Pupuk Mikro Berbagai Dosisid
dc.title.alternativeThe Changes of Cu and Zn Availability in Peat Soil with the Addition of Various Doses of Micro Fertilizerid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDosageid
dc.subject.keywordMicrofertilizerid
dc.subject.keywordNutrient Availabilityid
dc.subject.keywordPeatid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record