Show simple item record

dc.contributor.advisorBengen, Dietriech G
dc.contributor.advisorNurjaya, I Wayan
dc.contributor.advisorZamani, Neviaty Putri
dc.contributor.advisorNatih, Nyoman M N
dc.contributor.authorAngkotasan, Abdul Motalib
dc.date.accessioned2023-11-17T01:37:54Z
dc.date.available2023-11-17T01:37:54Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132447
dc.description.abstractMorfologi karang menjadi kontributor utama dalam kompleksitas struktur karang dan berkaitan erat dengan kontrol eksternal seperti topografi, substrat, dan pengaruh hidrodinamika perairan. Variasi kondisi geomorfologi pulau dan letak geografis pulau menciptakan variasi dinamika hidro-oseanografi yang berpengaruh terhadap pembentukan struktur morfologi karang pada perairan tersebut. Maluku Utara merupakan wilayah kepulauan yang didominasi oleh pulau-pulau kecil dengan beragam karakteristik morfologi pulau. Terdapat pulau vulkanik bertipe pulau berbukit dan pulau karang bertipe pulau dataran. Pulau- pulau kecil tersebut ada yang terletak di perairan terbuka dan ada juga yang terdapat di perairan semi tertutup (teluk) yang terlindungi sehingga memungkinkan adanya genesis pulau yang berbeda. Selain itu, perairannya terhubung dengan Samudra Pasifik melalui Laut Maluku dan Laut Halmahera. perairan ini merupakan alur pergerakan Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) dari Samudera Pasifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur morfologi dan sebaran karang kaitannya dengan karakteristik hidro-oseanografi di perairan pesisir pulau-pulau kecil Maluku Utara yang dianalisis melalui serangkaian penelitian dengan tujuan khusus: 1) mengkaji karakterisitk hidro-oseanografi berdasarakan geomorfologi pulau- pulau kecil di Maluku Utara; 2) mengkaji distribusi spasial karang berdasarkan kondisi hidro-oseanografi perairan pesisir pulau-pulau kecil di Maluku Utara; dan 3) mengkaji struktur morfoloig karang berdasarkan kondisi hidro-oseanografi perairan pulau-pulau kecil di Maluku Utara. Proses pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2020-September 2021, berlokasi di empat pulau vulkanik yang terletak di bagian Barat pulau Halmahera yaitu Pulau Ternate, Pulau Maitara, Pulau Tidore, dan Pulau Hiri (Kepulauan Termadoreh) dan empat pulau-pulau kecil di sebelah Timur Pulau Halmahera (Teluk Buli) yaitu Pulau England, Pulau Plun, Pulau Lelewi dan Pulau Pakal. Setiap pulau memiliki dua stasiun penelitian (Total 16 stasiun penelitian). Pengambilan data terdiri dari pemeruman batimetri, hidro-oseanografi, dan karang. Pemeruman batimetri menggunakan GPS Sounder. Pengambilan data hidro-oseanografi yakni suhu, salinitas, pH, dan DO menggunakan water quality checker (WQC), pengukuran kecerahan menggunakan sechi disk, pengukuran arah dan kecepatan arus menggunakan current meter, serta pasang surut menggunakan Mutiwali. Sedangkan data Total Suspended Solid (TSS), Total Organik Matter (TOM), dan Nutrien (Ni, P dan Si) diperoleh dari hasil analisis sampel air pada laboratorium Biogeokimia BRIN Ancol, Jakarta. Pengambilan data karang dilakukan menggunakan metode transek garis (underwater photo transect) pada setiap stasiun pengamatan sepanjang 50 meter pada kedalaman 5, 10, dan 15 meter. Sebanyak 1550 kuadran foto karang menjadi sampel penelitian. Pengambilan data oseanografi dilakukan dua kali, disesuaikan dengan rezim musim angin. Musim Barat Laut pada bulan Desember-Januari-Februari (DJF) dan musim Tenggara bulan Juni- Juli-Agustus (JJA). Tipologi pulau-pulau kecil yang berbeda di perairan Maluku Utara memiliki morfologi dan topografi dasar yang berbeda. Pulau-pulau kecil di Teluk Buli memiliki profil dasar yang landai dengan kedalaman perairan 15 m. Jarak terjauh dari bibir pantai sampai kedalaman perairan 15 m adalah 320 m di staisun B.08. Berdasarkan persentase kemiringan pulau, terdapat 3 pulau dataran di Teluk Buli dan satu pulau berbukit (Pulau Pakal). Di kepulauan Termadoreh, keempat pulau tersebut merupakan tipe pulau berbukit dimana Pulau Hiri memiliki tingkat persentase kemiringan tertinggi yaitu sebesar 12,45% atau 44,820. Perbedaan ini berkonstribusi terhadap variasi karakteristik hidro-oseanografi. Letak geografis perairan Termadoreh berada di perairan terbuka dan merupakan alur pergerakan arus lintas Indonesia (ARLINDO) yang menyebabkan perairan ini memiliki kecepatan arus yang tinggi terutama di stasiun pengamatan yang berhadapan langsung dengan Laut Maluku. Karakteristik pasang surut ditemukan sama pada semua stasiun penelitian dan kedua musim pengamatan (Barat Laut DJF dan Tenggara JJA) dengan tipe pasang surut semi diurnal. Nilai rata-rata suhu dan salinitas tertinggi di Teluk Buli pada kedua musim. Kecepatan arus dan kecerahan perairan tertinggi di Kepulauan Termadoreh. Pergerakan angin musim dan ENSO berkonstribusi terhadap tinggi rendahnya curah hujan yang berdampak terhadap tinggi rendahnya suhu dan salinitas. Nilai rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi di bulan Juli (musim Tenggara). Distribusi suhu secara vertikal antara bulan Januari dengan bulan Juli tidak menunjukan perbedaan yang signifikan di lokasi penelitian. Salinitas perairan di kedua lokasi penelitian pada kedua musim berkisar antara 30,1-31,5 ppt. Nilai rata-rata konsentrasi TSS dan TOM tertinggi ditemukan di Teluk Buli pada stasiun pengamatan Pulau Pakal. Hal ini disebabkan karena pulau tersebut merupakan area eksploitasi nikel. Tingginya nilai TSS dan TOM berkontribusi pada kecerahan perairan. Nilai kecerahan perairan tertinggi di Termadoreh yaitu sebesar 25 m dan terendah di Teluk Buli yaitu sebesar 4 m. Life form karang ACB, CF dan CM dominan di Teluk Buli, sedangkan Coral Branching tertinggi di Termadoreh. Persentase tutupan struktur komunitas non karang berbeda antar kedua lokasi penelitin. Ded Coral (DC), Ded Coral Alga (DCA), Other (OT) dan Sand (S) tertinggi di Teluk Buli. Life form Soft Coral, Spong, FS, Rable (R) dan RK tertinggi di Kepulauan Termadoreh. Struktur morfologi karang berbeda antara pulau karang bertipe pulau dataran di Teluk Buli dengan pulau vulkanik yang bertipe Pulau Berbukit di Kepulauan Termadoreh. Coral Masive (CM), Coral Branching (CB) dan Soft Coral (SC) merupakan life form karang dengan luas planar terbesar yang di temukan di Kepulauan Termadoreh. Variabel kecerahan dan arus menjadi faktor lingkungan utama yang mempengaruhi pembentukan struktur morfologi karang dan distrubsinya di Kepulauan Termadoreh. Pada perairan Teluk Buli ditemukan life form karang Acropora Coral Branching (ACB) yang memiliki luas planar terbesar. Faktor lingkungan utama yang berkonstribusi pada tumbuh kembang dan distribusi struktur morfologi karang di Teluk Buli adalah suhu, salinitas, disolved oxygen (DO), TSS, TOM dan nutrien. Luas palanar ACB dan ACS menjadi penyumbang utama keragaman struktur morfologi karang di kedua lokasi penelitian.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcMarine Scienceid
dc.subject.ddcCoral Reefid
dc.titleStruktur Morfologi Dan Sebaran Karang Berdasarkan Karakteristik Hidro-Oseanografi Di Perairan Pesisir Pulau-Pulau Kecil Maluku Utaraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkarangid
dc.subject.keywordmorfologiid
dc.subject.keywordhidro-oseanografiid
dc.subject.keywordpulau vulkanikid
dc.subject.keywordpulau karangid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record