Analisis numerik model matematika fisika kelengasan tanah sebagai fungsi suhu permukaan tanah
Abstract
Kelengasan tanah merupakan salah satu komponen pendukung untuk kelangsungan hidup tanaman, namun untuk memperoleh informasi mengenai distribusi air di dalam tanah cukup sulit. Teknik pengukuran kelengasan tanah di lapangan memerlukan waktu dan tenaga yang banyak. Oleh karena itu pengembangan model penduga yang memanfaatkan data suhu permukaan tanah menjadi alternatif untuk mengevaluasi distribusi kelengasan tanah.
Perkembangan teknologi penginderaan jauh dan komputer mendukung pengembangan model penduga kelengasan tanah. Analisis numerik merupakan kunci untuk menyelesaikan model penduga yang tersusun dari persamaan-persamaan fisika aliran bahang dalam media. Model penduga kelengasan tanah yang dikembangkan dalam penelitian ini memerlukan masukan berupa suhu permukaan tanah hasil pengukuran dan suhu pada kedalaman referensi menggunakan hasil pengukuran atau menggunakan konsep damping depth serta karakteristik bahang tanah.
Model penduga menyelesaikan persamaan-persamaan secara kontinu menggunakan metode
numerik eksplist (Forward Euleur) dan mampu menghasilkan keluran berupa pendugaan fluktuasi suhu
di bawah permukaan tanah, fluks bahang tanah dan kelengasan tanah. Nilai-nilai suhu dugaan
dibandingkan dengan hasil pengukuran suhu pada kedalaman 0.20 m di bawah tajuk kelapa sawit serta
0.05 dan 0.10 m di bawah penutupan rumput. Perbedaan antara hasil dugaan dengan pengukuran berkisar
antara 0.0 0.6 °C. Rata-rata fluks bahang tanah harian hasil dugaan di bawah tajuk kelapa sawit
bernilai 480 kJ m2. Di bawah penutupan rumput fluks bahang bernilai 419. 8 kl m² dan mempunyai
perbedaan sekitar 298 kJ m² dengan hasil pengukuran. Hasil dugaan lengas tanah di bawah tajuk kelapa
sawit cenderung lebih tinggi daripada hasil pengukuran, sebaliknya di bawah penutupan rumput
cenderung lebih rendah daripada nilai pengukuran. Hal ini berhubungan dengan kondisi cuaca serta
model yang tidak mempertimbangkan aliran air.