Show simple item record

dc.contributor.advisorFebrianto, Fauzi
dc.contributor.authorKusnadi, Arif
dc.date.accessioned2023-11-14T04:21:50Z
dc.date.available2023-11-14T04:21:50Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132109
dc.description.abstractPemanfaatan plastik daur ulang polyethylene (PE) dan polyprophylene (PP) sebagai bahan perekat papan komposit masih jarang digunakan. Pemanfaatan kedua jenis limbah plastik ini dapat meningkatkan nilai dari limbah tersebut dari satu sisi, dan mengurangi pencemaran dari sisi yang lain. Selama ini bahan baku pembuatan papan komposit kebanyakan berasal dari kayu, belum mencoba bahan non-kayu (seperti sawit, sekam padi, bambu atau bahan berlignosclulosa non-kayu lainnya) yang potensinya cukup besar dan bersifat terbarukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sifat fisis mekanis papan komposit yang dihasilkan dari beberapa bahan berlignoselulosa non-kayu dan plastik polyethylene, polyprophylene daur ulang. Bahan berlignoselulosa yang digunakan dari bahan non-kayu yaitu bambu, sekam padi, sawit dan dari kayu sengon. Sifat-sifat komposit yang dihasilkan dibandingkan dengan standar JIS 5908 1994. Penelitian ini menggunakan rancangan Faktorial Acak Lengkap dengan 2 faktor yaitu faktor jenis plastik terdiri dari 2 taraf (PE dan PP) dan faktor jenis bahan partikel terdiri dari 4 taraf (sengon, sawit, bambu dan sekam padi) dengan dua kali ulangan. Lapik yang dibuat berukuran 20x30x1 cm dengan kerapatan sasaran 0,8 kg/cm', kemudian dikempa dengan tekanan 80 kg/cm², suhu 150°C untuk perekat plastik polyethylene dan 180°C untuk perekat plastik polyprophylene selama 30 menit. Untuk memperbaiki sifat fisis mekanis papan komposit ditambah aditif Dicumyl peroxide (DCP) dan Maleic anhydride (MAH). MAH yang digunakan 6% dari berat perekat plastik yang digunakan sedangkan besarnya DCP 15% dari berat MAH. Hasil pengujian menunjukan bahwa perlakuan plastik polyprophylene dan bambu memiliki sifat fisis mekanis optimum dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan sesuai dengan standar terkecuali MOE-nya. Nilai kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity (MOE), kuat pegang sekrup dan internal bound (IB) masing-masing adalah 0,67 Kg/cm: 1,42%, 0,88%; 99,08 Kg/cm²; 12088 Kg/cm²; 8,41 Kg: 106 Kg/cm². Sedangkan untuk perlakuan plastik polyethylene dan bambu juga memberikan nilai yang optimum walaupun nilai MOR dan MOE masih dibawah standar. Nilai kerapatan, kadar air, pengembangan tebal, modulus of rupture (MOR), modulus of elasticity (MOE), kuat pegang sekrup dan internal bound (IB) masing-masing adalah 0,87 Kg/cm³: 2,51%; 3,36%; 53,73 Kg/cm³, 11899 Kg/cm²; 6,32 Kg: 38,8 Kg/cm². Untuk memperbaiki nilai nilai MOE yang masih dibawah standar dan nilai kerapatan yang masih dibawah target, maka perlu dilakukan penelitian mengenai besarnya tekanan kempa dan waktu kempa.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcForest Productsid
dc.titleSifat fisis dan mekanis papan komposit dari berbagai limbah serbuk kayu dan non-kayu dengan plastik polyethylene dan polyprophylene daur ulangid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordrecycled polyethylene (PE)id
dc.subject.keywordcomposite board adhesivesid
dc.subject.keywordnon-wood materialsid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record