Model regresi linear sederhana hubungan susut dengan berat jenis beberapa jenis kayu Indonesia
View/ Open
Date
2003Author
Multazam, Muhamad Ni'am
Sadivo, Sucahyo
Wahyudi, Imam
Metadata
Show full item recordAbstract
Kayu mempunyai sifat khas yang disatu sisi merupakan kelemahan kayu dalam penggunaannya, yaitu sifat ortotropis dan sifat higroskopis kayu, yang akan mempengaruhi kestabilan dimensi kayu. Sifat ortotropis berkaitan dengan perbedaan sifat kayu menurut sumbu simetrinya (arah orientasi terhadap sumbu batang yakni radial, tangensial dan longitudinal), sedangkan higroskopis kayu, menandakan kayu dapat menghisap atau melepaskan uap air sesuai dengan kelembaban udara dan temperatur lingkungannya. Jika kayu kehilangan air dibawah titik jenuh serat (TJS), biasanya sekitar 30%, maka kayu akan mengalami penyusutan.
Pada umumnya besarnya penyusutan sebanding dengan banyaknya air yang dikeluarkan dari dinding sel kayu. Hal ini berarti bahwa spesies dengan kerapatan atau berat jenis tinggi akan menyusut lebih banyak per persen perubahan kadar air daripada spesies dengan berat jenis rendah Hubungan antara berat jenis kayu dengan penyusutan volumetrisnya adalah linear. Semakin besar atau tinggi berat jenis (BJ) kayu maka semakin besar pula penyusutan volumetrisnya, atau dengan kata lain penyusutan kayu berbanding lurus dengan berat jenis kayu. Dari hubungan ini penulis mencoba untuk melakukan studi hubungan antara susut dengan berat jenis kayu dengan membuat suatu model matematis regresi linear sederhana atau persamaan hasil analisis kegiatan penelitian menggunakan lima jenis kayu perdagangan yang berbeda berat jenisnya, dengan harapan bahwa hasil yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai pedoman praktis untuk para konsumen dalam
memanfaatkan kayu sesuai kebutuhannya. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara BJ dengan penyusutan kayu
sehingga didapatkan suatu model persamaan atau model regresi linear sederhana yang menghubungkan kedua variabel tersebut. Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan penelitian ini yaitu kita mengetahui lebih dalam sifat-sifat kayu yang khas yaitu sifat ortotropis dan higroskopis kayu, membantu para konsumen pengguna kayu untuk memilih jenis kayu yang sesuai dengan kebutuhannya khususnya dalam kaitannya dengan stabilitas dimensi kayu, dan menunjang usaha-usaha peningkatan pengolahan dan pemanfaatan kayu di
Indonesia. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kayu Solid Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB mulai awal bulan Februari sampai dengan akhir bulan Maret 2003. Bahan yang digunakan adalah sortimen gergajian kayu (balok) potongan radial, tangensial, dan longitudinal dari lima jenis kayu perdagangan yang tersedia di pasaran. Penampang balok berukuran (6x12) cm, sedang panjangnya sekitar 4 meter. Jenis-jenis kayu yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan secara sistematis dengan mempertimbangkan perbedaan nilai BJ kayunya, yaitu: Balsa dan Sengon untuk kelompok kayu BJ ringan (di bawah 0,4). Meranti Kuning untuk kelompok kayu BJ sedang (0,4-0,7), serta Kamper dan Bangkirai yang mewakili kelompok kayu BJ tinggi (di atas 0,7). Bahan lain yang digunakan adalah larutan PEG (polyethylene glycol) 2% yang berfungsi sebagai bulking agent.
Collections
- UT - Forestry Products [2347]