Keampuhan dan replensi umpan noviflumuron terhadap rayap tanah schedorhinotermes javanicus kemmer (isoptera:rhinotermitidae)
Abstract
Di daerah tropika rayap tanah merupakan salah satu serangga perusak kayu yang paling penting dan banyak menimbulkan kerusakan pada bangunan, mulai dari perumahan rakyat sampai gedung bertingkat. Pada tahun 1995 kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan gedung di Indonesia mencapai 1,67 trilyun rupiah (Rakhmawati, 1996). Di Amerika Serikat 80% bangunan diserang oleh rayap tanah dan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengendalikan serangan tersebut setiap tahunnya mencapai US $ 1,5 milyar (Robertson and Su, 1995). Metode pengendalian serangan rayap pada bangunan gedung di indonesia pada umumnya dilakukan dengan menggunakan insektisida, baik melalui pengawetan kayu (wood preservation) maupun perlakuan tanah (soil treatment). Kedua metode pengendalian rayap tersebut memang dapat mengatasi serangan rayap, tetapi kurang dapat diandalkan untuk menekan populasi rayap tanah secara tuntas. Sehubungan dengan itu telah dikembangkan teknik pengendalian rayap yang relatif baru yaitu teknik pengumpanan (baiting). French (1994) menyatakan bahwa pengendalian rayap dengan menggunakan teknik pengumpanan akan menjadi andalan di masa yang akan datang, Prinsip kerja dari metode ini adalah memanfaatkan sifat trofalaksis rayap, dimana racun yang dimakan disebarkan ke seluruh anggota koloni oleh rayap pekerja yang memakan umpan. Salah satu jenis insektisida yang diharapkan mampu menekan populasi rayap tanah dengan cara menghambat sintesis khitinnya adalah Noviflumuron. Namun demikian keampuhan dan repelensi umpan Noviflumuron dalam menekan populasi rayap di Indonesia belum diketahui Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keampuhan dan repelensi
umpan rayap Noviflumuron yang telah diimpregnasikan ke dalam kertas tissue dan
dikemas dalam tabung plastik terhadap koloni rayap tanah Schedorhinotermes
javanicus Kemner (Isoptera: Rhinotermitidae) di laboratorium. Media pengujian
adalah termitarium yang terbuat dari gelas kaca berukuran 30x15x10 cm yang berisi
campuran 1000 gram tanah dan 100 gram serpih kayu Pinus sp, kemudian ditetesi air
sebanyak 350 ml. Air berfungsi sebagai penjaga kelembaban bagi kebutuhan hidup
rayap. Dalam satu unit termitarium, dimasukkan sebanyak 10 gram (±4000 ekor)
rayap tanah (90% kasta pekerja dan 10% kasta prajurit) yang berasal dari biakan
rayap Laboratorium Hama dan Penyakit Hasil Hutan Pusat Studi Ilmu Hayati IPB
Bogor. Setiap unit termitarium ditetapkan sebagai satuan contoh pengamatan.
Collections
- UT - Forestry Products [2337]