dc.description.abstract | Provinsi Papua dan Papua Barat berpotensi dalam pengembangan sektor
agribisnis di Indonesia Timur. Penduduk Papua dan Papua Barat sebagian besar
tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian di sektor Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan, sehingga menyerap tenaga kerja terbesar dengan
pendapatan perkapita terendah dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mendorong peningkatan
perekonomian di daerah tersebut. Walau demikian, keterbatasan mengakses modal
pada lembaga keuangan formal menjadi kendala dalam mengembangkan sektor
agribisnis. Petani memilih mengakses modal usaha dari lembaga keuangan non
formal meskipun tidak meningkatkan kesejahteraan. Oleh sebab itu, diperlukan
peran pemerintah. Pemerintah memberikan bantuan modal usaha bagi UMKM
melalui Kredit Usaha Raktat (KUR) menggunakan pola subsidi bunga.
Penyaluran KUR di Papua dan Papua Barat oleh beberapa lembaga
keuangan yang ditetapkan pemerintah, salah satunya Bank Papua. Bank Papua
sebagai bank milik pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat. Keberadaannya
hampir di seluruh Papua dan Papua Barat, karena itu Bank Papua lebih efisien
dalam menjalankan bisnisnya. Bank Papua memiliki akses yang mudah bagi
peminjam untuk mendapatkan kredit dan mengurangi risiko kredit macet bagi
Bank Papua sebagai pemberi pinjaman. Walau demikian, laju pertumbuhan
penyaluran KUR Bank Papua di sektor agribisnis mengalami penurunan setiap
tahunnya. Kondisi ini berbeda dengan penyaluran KUR pada sektor ekonomi
lainnya seperti halnya sektor perdagangan non agribisnis yang terus meningkat
setiap tahunnya. Selanjutnya, dipandang perlu menganalisis apa saja faktor-faktor
yang memengaruhi penyaluran KUR sektor agribisnis Bank Papua dan bagaimana
pengaruh penyaluran KUR sektor agribisnis Bank Papua serta faktor-faktor yang
memengaruhi terhadap kinerja Bank Papua.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data
internal Bank Papua, BPS Papua dan Papua Barat. Data time series per triwulam
sebanyak 27 periode dimulai dari triwulan IV tahun 2015 sampai triwulan II tahun
2022. Pemilihan data dalam periode tersebut dipilih karena keterbatasan data
KUR dari pihak Bank Papua. Pada saat proses akad kredit penyaluran KUR belum
membedakan KUR persektor ekonomi
Metode analisis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi penyaluran KUR
sektor agribisnis Bank Papua menggunakan regresi linier berganda dengan
pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Metode ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh dan arah variabel independen terhadap variabel dependen.
Penyaluran KUR Sektor Agribisnis Bank Papua sebagai variabel dependen.
Sebaliknya, Suku bunga KUR Mikro, Suku Bunga KUR Ritel, NPL KUR Sektor
Agribisnis, CAR, BOPO, DPK, GWM, Inflasi, PDRB (Sektor Pertanian,
Perikanan, dan Kelautan), dan Kondisi Pandemi COVID-19 sebagai variabel
independen. ROA sebagai variabel dependen digunakan untuk mengukur kinerja Bank Papua sebaliknya penyaluran KUR sektor agribisnis, LDR, NIM, BOPO dan
Kondisi Pandemi COVID-19 digunakan sebagai variabel independen.
Hasil penelitian ini menunjukkan NPL KUR sektor agribisnis, DPK dan
PDRB sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan signifikan terhadap penyaluran
KUR sektor agribisnis Bank Papua. Sebaliknya, Suku bunga KUR Mikro, Suku
bunga KUR Ritel, CAR, BOPO, GWM, Inflasi dan Pandemi COVID-19 tidak
signifikan terhadap penyaluran KUR sektor agribisnis Bank Papua. NPL yang
tinggi menunjukkan gagal bayar kredit sehingga menurunkan penyaluran KUR
sektor agribisnis. DPK dan PDRB sektor Pertanian, perikanan dan Kehutanan
yang berpengaruh positif menunjukkan kemampuan Bank Papua menghimpun
DPK masyarakat dan kemampuan pelaku on-farm untuk mengakses kredit
sehinga Bank Papua meningkatkan penyaluran KUR sektor agribisnis
BOPO signifikan, akan tetapi penyaluran KUR sektor agribisnis, NIM, LDR
dan kondisi Pandemi COVID-19 tidak signifikan terhadap ROA. BOPO yang
signifikan terhadap pengembalian aset menunjukkan Bank Papua tidak efisien
dalam menjalankan usaha karena mengalami kerugian. Selanjutnya akan
berdampak pada penurunan penyaluran kredit khususnya KUR pada sektor
agribisnis. Oleh sebab itu, Bank Papua harus meningkatkan penyaluran KUR di
sektor agribisnis sebagai sektor ekonomi potensial yang mampu bertahan dari
goncangan ekonomi sehingga dapat mendukung program pemerintah dalam
pengembangan potensi Papua dan Papua Barat serta meningkatkan ROA yang
bersumber dari penyaluran KUR sektor agribisnis | id |