Show simple item record

dc.contributor.advisorSantosa, Imam
dc.contributor.authorArifudin
dc.date.accessioned2023-11-13T06:55:30Z
dc.date.available2023-11-13T06:55:30Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131929
dc.description.abstractPerkembangan kota Bogor meningkat dengan pesat sejak tahun 1990-an. Sebagai kawasan penyangga kota Jakarta maka perkembangan kota Bogor tidak dapat dihindari. Jumlah penduduk yang meningkat dengan pesat diikuti dengan pertambahan jumlah sarana transportasi yang tidak terkendali berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan. Salah satu kawasan yang terkena langsung dari, dampak perkembangan kota Bogor adalah Kebun Raya Bogor. Sesuai dengan perkembangan yang ada, Kebun Raya Bogor dapat dianggap sebagai hutan kota yang mampu mempertahankan kesetimbangan energi serta sebagai peredam polusi udara dan suara yang makin meningkat di kota Bogor. Namun demikian, letak Kebun Raya Bogor yang ditengah kota dan dikelilingi oleh jalur lalu lintas utama, mengakibatkan tekanan eksternal dari sektor transportasi semakin besar seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan. Sementara itu fungsi Kebun Raya Bogor yang pada awal pendiriannya sebagai sarana penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mengalami pergeseran sebagai sarana pariwisata, sehingga tekanan lingkungan juga dapat ditimbulkan dari makin besarnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini akan menyebabkan kualitas lingkungan Kebun Raya Bogor akan makin menurun dengan laju yang makin dipercepat sesuai dengan perkembangan kota Bogor, sehingga fungsi Kebun Raya Bogor sebagai hutan kota juga akan mengalami penurunan. Salah satu cara untuk mengetahui seberapa besar tekanan yang terjadi akibat perkembangan sektor transportasi terhadap Kebun Raya Bogor, adalah dengan memantau besarnya tingkat pencemaran udara terutama kadar timbal (Pb) di sekitar kebun raya dan pola penyebaran timbal tersebut yang telah terakumulasi oleh tanaman yang berada di kebun raya tersebut. Setiap hari lebih dari 100 ribu kendaraan baik angkutan kota maupun kendaraan pribadi berlalu- lalang di jalan raya yang mengelilingi kebun raya Bogor. Berdasarkan hasil pengamatan di empat titik, kepadatan kendaraan setiap hari berjumlah 106.131 kendaraan pada hari kerja dan 47.094 kendaraan pada hari libur. Kepadatan lalulintas di sekitar kebun raya ini terutama terjadi pada pagi hari dan sore hari dengan konsentrasi kepadatan lalulintas terjadi di sekitar jalan Pajajaran/kampus IPB. Timbal yang dilepaskan ke udara oleh kendaraan yang berlalu-lalang belum dapat terdeteksi pada saat pengamatan karena tiupan angin sangat lambat. Akan tetapi akumulasi timbal yang telah diserap oleh tanaman cukup tinggi. Tanaman di daerah sekitar jalan Ir. H. Juanda (dekat Kantor Pos Giro) mengakumulasi timbal paling tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya yaitu sebesar 19.36 ppm, 46.1 ppm, dan 49.38 ppm untuk jarak 0 m, 15 m dan 30 m dari tepi jalan raya. Sedangkan tanaman yang berada di daerah sekitar jalan Otista (depan Bogor Plaza) akumulasi timbalnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah sampel lainnya yaitu sebesar 8.59 ppm, 7.89 ppm, dan 10.81 ppm untuk jarak 0 m, 15 m dan 30 m dari tepi jalan raya.Kandungan timbal pada tanaman tersebut tidak berbeda, nyata terhadap jarak tanaman dari jalan raya dikarenakan kondisi lingkungan tiap tanaman berbeda.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcGeophysicsid
dc.titlePola penyebaran timbal (Pb) pada tanaman di Kebun Raya Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSpreadingid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record