Dampak perubahan penggunaan lahan terhadap sumberdaya air pada sub DAS Batang Alai propinsi Jambi
View/ Open
Date
2000Author
Novliza
Murdiyarso, Daniel
Dasanto, Bambang Dwi
Metadata
Show full item recordAbstract
Akhir-akhir ini timbul kekhawatiran akan semakin meningkatnya kerusakan berbagai daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia. Di antara masalah yang dianggap cukup mendesak dan perlu penanggulangan yang serius adalah semakin kritisnya keadaan hidrologi beberapa sungai yang ditandai dengan semakin besamya angka rasio antara debit maksimum pada musim hujan dan debit minimum pada musim kemarau, erosi, dan sedimentasi, serta semakin mundurnya produktivitas lahan terutama di bagian hulu DAS. Pengaturan tataguna lahan mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja sistem hidrologi dalam ekosistem DAS, dan secara tidak langsung terhadap kelestarian sumberdaya alam, oleh karena itu, agar pemanfaatan sumberdaya alam dalam suatu DAS dapat dilestarikan, dalam perencanaan tataguna lahan diperlukan model analitik yang mampu menduga kinerja sistem hidrologi DAS akibat suatu keadaan tataguna lahan tertentu maupun perubahannya.
Tujuan penelitian ini adalah menduga debit bulanan dengan pendekatan pemodelan dan mempelajari pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap fluktuasi debit bulanan pada Sub DAS Batang Alai yang terdapat di bagian hulu DAS Batanghari di propinsi Jambi.
Sub DAS Batang Alai mempunyai luas 49219.5 ha yang didominasi oleh tanah bertekstur liat yaitu 98.8 %. Pada tahun 1986 sub DAS Batang Alai mempunyai empat jenis panggunaan lahan yaitu hutan karet, vegetasi sekunder, hutan bekas tebangan dan mosaik ladang dengan masing masing luasan 139.25 ha, 11635.75 ha, 25253 ha dan 10974.75 ha. Sedangkan pada enam tahun berikutnya mempunyai lima jenis penggunaan lahan yaitu hutan karet seluas 19955.25 ha, vegetasi sekunder seluas 9502 ha, hutan bekas tebangan seluas 10817.5 ha, mosaik ladang seluas 4465.25 ha, dan perkebunan karet seluas 3262.75 ha.
Model hidrologi DAS dalam penelitian ini terdiri dari komponen vegetasi, tanah dan sungai. Interaksi antar kompinen tersebut akan menghasikan keluaran berupa debit di outlet Sub DAS Batang Alai, yang selanjutnya dilakukan validasi model terhadap data hasil simulasi dengan data observasi. Dari hasil uji statistik, model hidrologi dalam penelitian ini adalah valid dengan sistem hidrologi Sub DAS Batang Alai.
Rata-rata debit bulanan hasil simulasi dari tahun tahun 1986 ke tahum 1994 mengalami penutunan yaitu dari 104.9 mm menjadi 87.7 mm. Sedangkan debit maksimum minimum mengalami penunman dari talum 1986 yaitu 34.8 mm menjadi 29.9 mm pada tahun 1994 dan debit tahunan mengalami penurunan sebesar 206.2 mm yaitu dari 1258.7 mm pada tahun 1986 menjadi 1052.4 mm pada tahun 1994.
Perbandingan debit maksimun dan minimum sub DAS Batang Alai meningkat dari 7.2 pada tahun 1986 menjadi 7.3 pada tahun 1994. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas filter di dalam DAS tersebut mulai terjadi perubahan pada kondisi penutup lahan DAS Batang Aalai, di mana pada musim kemarau mammjukkan debit minimum semakin kecil yaitu 36.4 mm pada tahun 1986 menjadi 29.9 mm pada tahun 1994 dan debit maksimum semakin besar yaitu dari 152.4 mm pada tahun 1986 manjadi 217.7
mm pada tahun 1994, yang mengindikasikan kemampuan DAS untuk menahan air menurun.