Perubahan iklim Bogor
View/ Open
Date
2000Author
Abdullah, Sri Endah Ardhiningrum
Hidayati, Rini;
Suharsono, Heny
Metadata
Show full item recordAbstract
Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan iklim adalah perubahan bentuk fisik permukaan bumi. Dalam penelitian ini dipelajari perubahan iklim kota Bogor khususnya Kecamatan Semplak. Kecamatan Cibinong, Kecamatan Kota Bogor Barat, Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas serta keterkaitannya dengan perubahan lahan khusus di Kecamatan Semplak dan Kecamatan Cibinong. Perubahan iklim diidentifikasi dengan menggunakan Uji Trend Mann-Kendall dan Uji dua nilai tengah. Pengaruh perubahan lahan terhadap iklim disajikan secara deskriptif.
Perubahan unsur iklim secara musiman pada lima kecamatan di Bogor berbeda nyata terutama pada suhu udara, kelembaban udara dan curah hujan. Perubahan suhu udara pada musim kemarau lebih besar daripada musim hujan terutama suhu maksimum. Besarnya perubahan suhu udara bervariasi antara +0.03°C sampai +0.12°C per tahun. Perubahan suhu udara lebih banyak terjadi di Cibinong. Perubahan kelembaban udara cenderung menunjukkan penurunan pada musim kemarau dengan penurunan yang lebili besar dibanding pada musim hujan. Curah hujan mengalami peningkatan selama musim hujan dan penurunan curah hujan terjadi pada puncak musim kemarau.
Perbandingan unsur-unsur iklim pada periode sekarang terhadap dekade sebelumnya berbeda sangat nyata pada suhu maksimum di Kecamatan Ciomas (Muara) dengan nilai rataan tahunan periode 1969- 1980 sebesar 30.3 °C dan periode 1980-1998 sebesar 31.0 °C. Suhu minimum di Darmaga berbeda sangat nyata dengan perbandingan nilai sebesar 21.2°C (1969-1980) dan 22.2 °C (1980-1998). Suhu minimum di Cimanggu berbeda sangat nyata dengan perbandingan nilai sebesar 22.1 °C (1972-1980) dan 22.8 °C (1986-1998). Kelembaban udara pun berbeda sangat nyata hampir pada seluruh wilayah yang diuji dengan selisih nilai bervariasi antara 2% sampai 10%.
Perluasan arca pemukiman di Atang Sanjaya dan lahan terbuka lainnya seperti gedung perindustrian dan jalan di Cibinong dapat mengubah kesetimbangan energi. Proses pemanasan lebih cepat terjadi karena sifat jenis permukaan di Atang Sanjaya dan Cibinong yang mudah untuk memantulkan radiasi ke udara. Oleh karena itu perubahan yang jelas terjadi pada peningkatan suhu maksimum pada musim kemarau yang selanjutnya menyebabkan pula penurunan keleinbaban nisbi dan penurunan curah hujan.