Hubungan air tanaman Acacia mangium Willd. di hutan tanaman, Perum Prhutani, Bogor
Abstract
Dalam hubungan air tanaman, pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungannya. Dengan hilangnya air dari tanah melalui tanaman, maka kandungan air dalam tanah akan berkurang. Begitu pun dengan tanaman, melalui proses transpirasi akan mengurangi kandungan air dalam jaringan tanaman. Agar tanaman terhindar dari kekeringan maka suplai air dalam tanah harus dapat mencukupi untuk menunjang pertumbuhan. Hubungan air tanaman dapat diketahui dengan mengukur status air tanaman (banyaknya air yang terdapat dalam suatu jaringan), yang dinyatakan sebagai potensial air, yaitu potensial kimia yang bekerja dengan jalan melepaskan energi bebasnya pada saat potensial kimianya turun (Murdiyarso. 1991).
Metode pendekatan teknik tekanan-volume (Pressure-Volume technique) digunakan untuk memperoleh parameter hubungan air tanaman, termasuk potensial osmotik saat turgor penuh ('') dan saat turgor nol (spa). Nilai yang diperoleh pada setiap daun pengamatan selama tiga bulan dirata-ratakan untuk masing-masing tajuk atas dan tajuk bawah. Dengan menghubungkan nilai rata-rata parameter (Tw.pa; at pat; RWCpa; FWCpa dan Ep) dengan distribusi hujan dan air tanah (melalui tegangan dan kadar air tanah) di lokasi, dapat diketahui respon fisiologi tanaman pada saat air tanah berkurang ataupun meningkat.
Pada saat tidak terjadi hujan, tanaman menunjukkan responnya terhadap berkurangnya air tanah dengan menurunkan potensial osmotik daun karena potensial air semakin negatif, dengan tujuan turgor dapat tetap dipertahankan. Sehingga mekanisme fisiologi tanaman (proses fotosintesis) tidak terhambat. Dalam keadaan ini, dinding sel tanaman berlaku lebih elastis (nilai Es rendah), dimana sel akan mengembang, untuk menyerap air karena volume symplas yang berkurang.
Dibandingkan dengan daun tajuk bawah, daun pada tajuk atas lebih baik adaptasinya terhadap berkurangnya air tanah. Mengingat pada tajuk atas, daun-daunnya sedang dalam proses meluas sehingga lebih dominan dalam pertumbuhannya, dibandingkan daun pada tajuk bawah yang akan kering dan mati. Nilai yang diperoleh untuk masing-masing parameter (Twp -0.24 sampai -0.70 MPa Y, -0.15 sampai -0.51 MPa) lebih sedikit negatif dibandingkan dengan pohon berkayu lain, sehingga Y,
(0.15 sampai 0.51 MPa) pun lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman belum mengalami defisit
air, didukung oleh kandungan air tanah yang masih berada dalam kisaran air tersedia, sehingga penyerapan air oleh akar optimal, dan suplai air dari tanah ke daun tidak terhambat.
