Show simple item record

dc.contributor.advisorHadjib, Achmad
dc.contributor.advisorSudaryanto
dc.contributor.authorNovirani, Hertika
dc.date.accessioned2023-11-09T02:14:06Z
dc.date.available2023-11-09T02:14:06Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131304
dc.description.abstractAcacia mangium merupakan jenis fast growing species yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan, baik untuk tujuan pulp maupun kayu pertukangan (Ginoga dalam Pusat Penelitian Hasil Hutan, 2000). Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Banten memiliki potensi luas yang besar yaitu 17.141,79 ha dimana secara keseluruhan memiliki tujuan produksi untuk kayu pertukangan. Namun sebagian besar kawasannya adalah kawasan hutan tidak produktif seluas 9.121,37 ha dan memiliki bonita yang rendah yaitu rata-rata memiliki bonita 2. Pengusahaan KP Acacia mangium oleh KPH Banten baru dimulai sejak tahun 1996. Sampai dengan tahun 2004 volume produksi yang dihasilkan masih jauh dari target produksi yang ingin dicapai sehingga kontribusi KP Acacia mangium terhadap pendapatan KPH Banten masih sangat minim. Analisis prospek terhadap pengembangan Kelas Perusahaan Acacia mangrum ini penting Batuk dilaksanakan agar dapat diketahui masa depan KP apakah akan memberikan keuntungan atau hanya akan menyebabkan kerugian yang terus menerus. Dari kondisi tegakan Acacia mangium yang ada di KPH Banten yang sangat jauh dari susunan hutan normal diupayakan berbagai tindakan pengelolaan agar susunan kelas umurnya mendekati normal. Upaya yang amat penting dilakukan adalah kegiatan penanaman terhadap lahan. produktif dan tidak produktif. Kegiatan penanaman diupayakan sedemikian rupa sehingga luas penanaman tiap tahunnya sama sehingga pada daur berikutnya akan didapatkan susunan kelas umur mendekati normal. Untuk menghabiskan luas kawasan hutan tidak produktif yang ada diperlukan. pengaturan kelestarian selama dua daur. Selain penanaman, tindakan silvikultur yang penting untuk diatur dan dilaksanakan adalah pemeliharaan, penjarangan dan pemanenan yang termasuk didalamnya adalah kegiatan penebangan. Volume penebangan yang dihasilkan amat mempengaruhi pendapatan yang akan di hasilkan, "oleh karena dalam perencanan kelestarian dan silvikultur Acacia mangium harus cermat dan terarah. Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan hutan tanaman Acacia mangium membutuhkan biaya untuk tiap elemennya. Adapun biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh KPH Banten untuk mengelola KP ini antara lain adalah biaya penanaman, pemeliharaan, pemanenan, PSDH, pemasaran, pengedalian kebakaran dan keamanan hutan, PBB, PMDH, serta biaya umum dan administrasi. Untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau pengusahaan hutan secara umum, digunakan 3 kriteria yaitu Net Present Value (NPV), Benefit Cost Rasio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Suatu proyek dikatakan layak apabila NPV 2 0, IRR berada diatas suku bunga yang didiskonto yang telah ditetapkan dan diterima, serta BCR >1. Apabila proyek memiliki nilai-nilai tersebut, maka suatu proyek dapat dinyatakan "go". Namun, bila sebaliknya, maka proyek tidak layak untuk diusahakan dan dinyatakan "no go". bunga yang berlaku, serta BCR sebesar 1,05. Hal ini menunjukkan bahwa Pengusahaan KP Acacia mangium di KPH Banten layak untuk dijalankan atau "go". Berdasarkan analisis cash flow selama 20 tahun terlihat bahwa pengusahaan KP Acacia mangium KPH Banten memiliki periode mulai Hasil analisis kelayakan finansial dari pengelolaan Hutan Tanaman Acacia mangium KPH Banten adalah NPV sebesar Rp.7.843.605.558,86, IRR sebesar 17,4% atau lebih besar dari suku menghasilkan dari tahun 2004-2014. Periode mulai membiayai sendiri dari tahun 2014 dan periode mulai menguntungkan setelah tahun 2017. Artinya pengusahaan KP Acacia mangium KPH Banten memiliki prospek menguntungkan dalam 14 tahun mendatang dan merupakan perusahaan yang masih harus bekerja keras mengelola hutan tanaman Acacia mangium serta cermat dalam mengambil keputusan dalam pengelolaan hutan tanaman Acacia mangium. Hasil analisis sensitivitas proyek menunjukkan bahwa proyek pengusahaan KP Acacia mangium di KPH Banten masih tetap layak diusahakan saat terjadinya kegagalan tanaman Acacia mangium sebesar 10% dan 20%. Namun pada kondisi terjadinya penurunan KBD lapangan Gebesar 0,1, proyek ini sudah tidak layak untuk diusahakan...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcManajemen Hutanid
dc.titleProspek pengembangan kelas perusahaan, Acacia mangium Willd. di KPH Banten Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Bantenid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAcacia mangiumid
dc.subject.keywordWilldid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record