Show simple item record

dc.contributor.advisorSuroso, Arif Imam
dc.contributor.advisorSyaukat, Yusman
dc.contributor.advisorNajib, Mukhamad
dc.contributor.authorTandra, Hansen
dc.date.accessioned2023-11-09T01:24:28Z
dc.date.available2023-11-09T01:24:28Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131274
dc.description.abstractKelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi unggulan dalam perdagangan global Indonesia dan Malaysia. Perdagangan global pada kelapa sawit pada kedua negara bergantung pada perdagangan minyak sawit mentah dan rafinasi, sedangkan produk turunan kelapa sawit dapat dikembangkan dari makanan hingga sampai pada energi. Pada implementasi kasus produk turunan kelapa sawit, kebijakan hilirisasi telah diimplementasikan oleh Indonesia dan Malaysia. Terdapat dorongan pesat untuk meningkatkan hilirisasi industri di Indonesia dalam mengembangkan ekspor produk-produk turunan dari kelapa sawit sejak tahun 2011. Hal ini kemudian disokong oleh kebijakan perdagangan yang berfokus pada penerapan hambatan tarif dan non-tarif. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif dalam pengembangan produk-produk berbasis minyak kelapa sawit karena memiliki kendali penuh atas bahan baku produksi. Sebaliknya, Malaysia telah memajukan industri turunan kelapa sawit sebelumnya dengan jumlah inovasi paten yang tinggi. Pada tahun 2010, pemerintah Malaysia memperkenalkan program transformasi ekonomi yang mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas sektor hulu dan memperluas sektor hilir kelapa sawit. Dalam satu dekade terakhir, kedua negara telah memperdagangkan produk turunan kelapa sawit yang terdiri dari produk oleofood, oleochemical dan biofuel di pasar global. Tingkat ekspor dan impor produk turunan kedua negara tersebut masing-masing rendah dan tinggi jika dibandingkan dengan minyak sawit mentah dan rafinasi. Kedua negara masing-masing fokus untuk mengembangkan perdagangan produk turunan kelapa sawit di pasar global dengan melaksanakan kebijakan domestik terkait industri turunan kelapa sawit. Implikasinya adalah terjadi peningkatan dari sisi ekspor dan pengurangan nilai impor dari pasar global. Oleh karena itu, tujuan penelitian secara umum adalah menganalisis dinamika perdagangan produk turunan kelapa sawit antara Indonesia dan Malaysia. Analisis yang dilakukan meliputi empat aspek yaitu menganalisis faktor kunci pengembangan industri, menentukan produk turunan kelapa sawit yang potensial untuk diekspor dan substitusi impor, menganalisis efisiensi ekspor dan mengidentifikasi negara-negara tujuan ekspor potensial, dan menganalisis pengaruh ekspor produk turunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tujuan pertama dilaksanakan dengan menggunakan tinjauan literatur sistematis untuk menganalisis faktor kunci pengembangan industri turunan kelapa sawit antara Indonesia dan Malaysia dengan total 25 artikel yang digunakan selama tahun 2014 hingga 2022. Tujuan kedua dilaksanakan dengan menggunakan pemetaan produk berdasarkan daya saing melalui Revealed Symmetric Comparative Advantage (RSCA) dan Trade Balance Index (TBI) selama tiga periode analisis yaitu: 1) 2013-2015, 2) 2016-2018, dan 3) 2019-2021. Tujuan ketiga dilaksanakan dengan menggunakan regresi data panel yaitu 155 negara pada kasus Indonesia pada dan 146 negara pada kasus Malaysia selama tahun 2013 hingga 2020 dengan estimasi stochastic frontier gravity model (SFGM) dengan error component model. Tujuan keempat dilaksanakan dengan menggunakan data time-series dengan teknik analisis Autoregressive Distributive Lag (ARDL) dari tahun 1990 hingga 2021 pada kedua negara. Hasil dari tujuan pertama yang dicapai adalah terdapat perkembangan yang baik pada industri turunan dari kedua negara dengan menguraikan sejumlah faktor-faktor kunci dalam pengembangan industri turunan kelapa sawit adalah: pemanfaatan teknologi, penelitian dan pengembangan (R&D), kebijakan internal pemerintah dan eksternal, serta tata kelola dan kelembagaan. Hasil dari tujuan kedua yang dicapai menunjukkan bahwa Malaysia memiliki jumlah produk untuk ekspansi ekspor yang lebih besar dibanding Indonesia. Namun Indonesia memiliki jumlah produk untuk substitusi impor yang lebih besar. Produk oleochemical merupakan produk yang disarankan untuk ekspansi ekspor berdasarkan dari jumlah komoditas yang meningkat selama tiga periode. Produk oleofood cenderung menjadi produk untuk substitusi impor. Hasil dari tujuan ketiga menunjukkan bahwa tidak terdapat negara tujuan ekspor baik di Indonesia dan Malaysia yang memiliki tingkat efisiensi teknis mencapai 100%. Indonesia dan Malaysia masing-masing memiliki 154 dan 141 negara tujuan ekspor yang dapat dimaksimalkan dalam perdagangan produk turunan kelapa sawit di pasar global. Hasil dari tujuan keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari ekspor produk turunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang baik di Indonesia maupun Malaysia. Terdapat beberapa rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah pemerintah dalam hal ini perlu mengintegrasikan atau melakukan harmonisasi kebijakan pada sejumlah institusi yang terlibat dalam pengembangan industri turunan kelapa sawit, Pemerintah perlu melakukan R&D secara berkala dalam kaitannya mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Produk oleochemical merupakan produk yang potensial untuk diekspor, sedangkan produk oleofood sebaiknya dikembangkan dalam tujuan substitusi impor di pasar global. Pemerintah perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, khususnya pada PDB per kapita, Benua Asia disarankan untuk menjadi prioritas pengembangan negara tujuan ekspor bagi kedua negara dan Aspek pengembangan industri hulu kelapa sawit tetap menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk mendukung pengembangan industri turunan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleDinamika Perdagangan Produk Turunan Kelapa Sawit Indonesia Malaysia dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Negaraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordEfisiensiid
dc.subject.keywordPemetaan Produkid
dc.subject.keywordPerdaganganid
dc.subject.keywordPotensi Eksporid
dc.subject.keywordProduk Turunanid
dc.subject.keywordEfficiencyid
dc.subject.keywordPalm Oil Downstreamid
dc.subject.keywordPotential Exportid
dc.subject.keywordProduct Mappingid
dc.subject.keywordPotential Exportid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record