dc.description.abstract | Kecenderungan menurunnya sumber daya hutan alam dan hutan tanaman serta meningkatnya kebutuhan kayu di Indonesia, mendorong untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan kayu. Usaha efisiensi ini dapat berupa pemanfaatan kayu secara keseluruhan untuk menghilangkan atau mengurangi limbah dan daur yang lebih pendek dengan harapan memenuhi kebutuhan kayu yang meningkat. Penggunaan kayu secara efesien sangat bergantung pada seberapa jauh pengetahuan terhadap sifat-sifat kayu tersebut.
Kayu jati (Tectona grandis Linn. f.) sebagai salah satu komoditi terbesar di Pulau Jawa merupakan jenis kayu yang paling banyak dipakai untuk berbagai keperluan. Namun, penggunaannya hanya terbatas pada umur tertentu (masak tebang).
Cukup luasnya kegunaan kayu jati tidak menutup kemungkinan dihasilkan produk-produk olahan dari pohon dengan daur yang lebih pendek dengan harapan sifat-sifat yang dimiliki sama dengan pohon dari daur yang lebih panjang. Untuk itu, perlu ditunjang pengetahuan tentang sifat-sifat dasar kayu terutama sifat kimianya. Menurut Achmadi (1990), banyak sifat-sifat kayu baik langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kimia kayu serta arsitektur penyusunannya pada peringkat makroskopis dan mikroskopis. Dumanauw (1993) mengemukakan bahwa sifat kimia mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap sifat umum suatu kayu. Dengan kata lain, komponen kimia kayu mempunyai arti penting karena menentukan kegunaan suatu jenis kayu. Sehubungan dengan sifat ini, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kadar komponen kimia jati (Tectona grandis Linn. f.) pada berbagai kelas umur sebagai salah satu sifat dasar kayu dan melihat kemungkinan penurunan umur tebangnya.
Bahan baku yang digunakan adalah kayu jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan kelas umur II,
IV, dan VI dari KPH Saradan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Penentuan kadar komponen kimia
merujuk pada standar TAPPI dan ASTM. Data diolah dengan rancangan acak lengkap dengan satu
faktor yaitu kelas umur dengan empat kali ulangan. Apabila dari hasil analisis ragam menunjukkan
perbedaan yang nyata maka dilakukan uji wilayah berganda duncan untuk mengetahui perbedaan
setiap tarafnya. | id |