Potensi silvopastural di hutan pendidikan gunung walat
Abstract
Forestry and Livestock are not only Interconected but also inseparable (Hedge, 1989) dalam (Nair, 1989). Hutan dan ternak tidak hanya berkaitan erat, tetapi juga tak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Interaksi dan kaitan-kaitan diantara hutan, ekosistem, tanaman makanan ternak dan kebutuhan akan kayu di satu pihak serta temak ruminansia di pihak yang lain telah diketahui secara luas sebagai suatu lingkungan kehidupan yang tidak dapat dipisahkan.
Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada era masa otonomi kampus IPB dituntut untuk dapat berperan sebagai sebuah kawasan yang mempunyai kemanfaatan secara multi aspek terutama aspek ekonomi maupun sosial bagi pengelolaannya maupun bagi masyarakat sekitarnya. Seluruh potensi yang ada baik potensi di dalam hutannya maupun di luar hutan harus dieksplorasi dan. dikembangkan tanpa kecuali. Hijauan pakan ternak yang ada merupakan potensi besar yang dimiliki oleh Hutan Gunung Walat. Namun hingga saat ini belum ada instansi maupun lembaga yang tertarik meneliti dan mengembangkan potensi hijauan makanan ternak.
Penelitian ini pengambilan data primernya menggunakan teknik observasi dimana data-data yang diperlukan diamati secara langsung. Teknik wawancara tanya jawab secara langsung terhadap 30 responden peternak dan petani sekitar HPGW. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan bebas, sedangkan pengamatan terhadap hijauan makanan ternak alami di HPGW dilakukan dengan menggunakan demplot contoh seluas 0,01 Ha dengan bentuk kotak ukuran 10x10 m yang diletakkan di lima lokasi yang berbeda dekat dengan naungan pohon agathis, puspa, dan pinus secara purposive sampling. Dasar dari pemilihan plot ini adalah keterwakilan dari perbandingan luas antara tegakan pinus, puspa dan agathis. Untuk penanaman rumput budidaya dibuat plot ukuran 3x3 m² dengan jarak tanam 20 x20 cm². Sedangkan untuk mengetahui kapasitas lapang dari HPGW perhitungannya dibantu dengan penggunaan metode pemisahan dan penimbangan dimana prinsip metode ini adalah memisahkan hijauan yang sudah dipotong menurut komponennya, tiap-tiap komponen ditimbang dan
diukur berat bahan keringnya setelah 5 hari. Dari hasil pengamatan terhadap pola pemeliharaan temak oleh masyarakat sekitar HPGW masih tradisional dan belum mengetahui ilmu yang memadai tentang pemberian pakan temak yang baik. Didapatkan hijauan makanan ternak yang ada di HPGW sebanyak 31 jenis. Dan kumpulan dari jenis rerumputan dan legum diwakili dengan penyebutan rumput dan legum alam (RLA). RLA dibawah tegakan agathis mempunyai kapasitas lapang sebesar 2 ekor/Ha/ tahun, dibawah tegakan pinus I dan II mempunyai kapasitas lapang sebesar 4 ekor/Ha/tahun. Sedangkan RLA dibawah tegakan puspa I dan II mempunyai kapasitas lapang sebesar 4 ekor/Ha/tahun. Kapasitas lapang rumput Brachiaria decumbens sebesar 8 ekor/Ha/tahun dan untuk rumput Brachiaria humidicola mempunyai kapasitas lapang sebesar 7 ckor/Ha/tahun. Dari plot yang dibuat, nampak bahwa jenis rumput alami yang paling mendominasi adalah jenis jukut raket bulu (Oplismenus compositus), jukut pahit (Axonopus compressus), jukut gigirinting (Cynodon dachylon), dan untuk legumnya adalah paci-paci (Hedyotis vestita), balakacide (Eupatorium inulifolium), rane (Selaginella plana). Kapasitas lapang keseluruhan untuk kawasan HPGW adalah untuk rumput dan legum alam didapat 1436 ekor/359Ha/th, untuk rumput B. decumbens 2872 ekor/359Hath, sedangkan untuk rumput B. humidicola adalah sebesar 2513 ekor/359Ha/th.
Nilai Lebih Potensi Kapasitas Lapang (ekor/Ha/th) di HPGW berturut-turut untuk rumput alam, rumput B. decumbens dan B. humidicola adalah 950 ekor/359Hath, 2386 ekor/359Ha/th, 2027 ekor/359Ha/th, dengan total NLPKL 5363 ekor/359Hath. Sedangkan untuk luasan HPGW terdeliniasi adalah berturut-turut untuk rumput alam, rumput B decumbens dan B humidicola adalah 314 ekor/200Ha/th, 1114 ekor/200Ha/th, 914 ekor/200Ha/th, dengan NLPKL totalnya sebesar 2342
ekor/200Ha/th.
Collections
- UT - Forest Management [2977]