Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhendang, Endang
dc.contributor.advisorWahjono, Djoko
dc.contributor.authorFachrurozy, Hendra
dc.date.accessioned2023-11-08T07:47:27Z
dc.date.available2023-11-08T07:47:27Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131167
dc.description.abstractSalah satu upaya untuk tercapainya kelestarian hasil dan produksi adalah pemanfaatan kayu harus sesuai dengan faktor tumbuhnya; salah satu diantaranya adalah riap. Dari informasi riap dapat diketahui dinamika struktur tegakan maka informasi ini sangat berguna untuk pengaturan hasil pada hutan tidak seumur yang menggunakan sistem silvikultur tebang pilih. Kondisi hutan Indonesia memasuki siklus penebangan kedua sudah berbeda bila dibandingkan saat masih virgin forest sehingga dirasakan perlu pengkajian kembali secara seksama mengenai dugaan pertambahan riap diameter sebesar 1 cm per tahun untuk semua jenis yang tergolong pohon inti. Mengingat jenis pohon inti yang digunakan dalam sistem silvikultur TPTI adalah yang tergolong dalam jenis perdagangan dengan beragam jenis dimana pada umumnya pohon-pohon tersebut mempunyai sifat yang berbeda-beda termasuk riap diameternya; ada yang lambat maupun ada yang cepat. Untuk mendapatkan informasi riap diameter yang terandalkan dan berguna bagi perencanaan pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan maka penetapan riap diameter pohon akan lebih baik didasarkan atas setiap jenis dan kesatuan pengelolaannya atau kelompok Dipterocarpaceae dan non Dipterocarpaceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dugaan model hubungan antara riap diameter dengan diameter pohon, kerapatan tegakan dan interaksi antara diameter pohon dengan kerapatan tegakan untuk jenis kapur (Dryobalanops spp) pada hutan alam bekas tebangan di areal kerja HPH PT.Sumalindo Lestari Jaya 1 - Kalimantan Timur. Data yang dipergunakan dalam pembentukan model penduga riap diameter jenis kapur adalah data seri empat Petak Ukur Permanen (PUP) yang telah mengalami pengukuran ulangan sebanyak 4 kali (September 1995 September 1998), yaitu PUP 1, 2, 4 dan 6. PUP I dan PUP 2 merupakan kelompok plot yang mengalami perlakuan, sedangkan PUP 4 dan PUP 6 merupakan kelompok plot tanpa perlakuan. Jenis riap diameter yang dipergunakan dalam pembentukan model ini adalah riap tahunan berjalan (CAI), yaitu riap yang terjadi antara dua periode pengukuran yang berurutan untuk periode pengukuran terpendek dalam kegiatan inventarisasi hutan. Periode pengukuran PUP dapat mempengaruhi keterandalan data yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan sehingga diperlukan periode pengukuran yang optimal. Hasil dari uji beda dua nilai tengah antara riap CAI dengan riap PAI (4 tahun) pada tiap-tiap PUP adalah tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Mengingat jumlah pohon kapur (Dryobalanops spp) di setiap PUP sangat rendah maka riap CAI yang dipilih untuk dipergunakan dalam penelitian ini.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.titleModel penduga riap diameter pohon jenis kapur (Dryobalanops spp) pada hutan alam bekas tebanganid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordForest treesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record