Show simple item record

dc.contributor.advisorDjamhuri, Edje
dc.contributor.advisorSukendro, Andi
dc.contributor.authorAndini, Desy
dc.date.accessioned2023-11-08T07:43:50Z
dc.date.available2023-11-08T07:43:50Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131161
dc.description.abstractKebutuhan kayu untuk bahan industri terus meningkat, sedangkan hutan alam sudah tidak mampu lagi memenuhinya. Salah satu upaya mengatasinya melalui pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang diprioritaskan pada lahan yang tidak produktif dan sebagian besar dilakukan diluar Pulau Jawa dengan jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang reaksinya (pH) asam, kesuburan tanah rendah, dan kandungan bahan organik rendah (Fakuara dan Djamhuri, 1999). Pengadaan bibit dalam jumlah besar dan bermutu tinggi sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan HTI. Untuk itu diperlukan pemilihan jenis pohon yang sesuai dan media tumbuh yang menguntungkan bagi pertumbuhan bibit. Gmelina arborea Linn merupakan salah satu jenis pohon yang memiliki laju pertumbuhan cukup tinggi dan mampu tumbuh pada tanah yang kurang subur walaupun produksinya lebih rendah dibandingkan pada tanah yang subur. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas, kayu lapis serta kayu pertukangan (Kasmudjo, 1990). Penanaman jenis cepat tumbuh dan monokultur dengan daur pendek pada lahan yang kesuburannya rendah mempengaruhi produksi kayu. Untuk mengatasi hal ini dilakukan pemupukan. Pupuk buatan akan mencemari air dan berbahaya bagi manusia dan hewan karena mengandung logam berat sehingga digunakan pupuk organik berupa pemanfaatan serbuk gergaji, serasah, dan kotoran cacing. Bahan organik ini digunakan sebagai media semai yang dicampurkan dengan tanah. Media semai yang baik bagi pertumbuhan bibit jika komposisinya seragam, ringan, aerasi baik dan mempunyai kemampuan mengikat air serta nilai tukar kation yang tinggi (Hogdson, 1981). Serbuk gergaji merupakan limbah industri kayu yang mengandung unsur nitrogen, phospor dan kalium yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya (Darusman, 1983). Serasah khususnya dari jenis kayu keras mempunyai kandungan hara-hara mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan serasah jenis konifer (Sockotjo, 1976). Penggunaan bahan organik ini dengan memanfaatkan cendawan Trichoderma viride sebagai perombak dapat mempercepat proses dekomposisi sehingga unsur hara yang dibutuhkan cepat tersedia. Penggunaan kotoran cacing pada media semai juga meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH (Mustafa, 1996).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest managementid
dc.titlePengaruh cendawan Trichoderma viride pada berbagai media tumbuh terhadap pertumbuhan semai Gmelina Arborea Linn.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordFungicidesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record