Show simple item record

dc.contributor.advisorNandika, Dodi
dc.contributor.advisorSurjokusumo, Surjono
dc.contributor.authorMurhofiq, Sigit
dc.date.accessioned2023-11-08T07:41:57Z
dc.date.available2023-11-08T07:41:57Z
dc.date.issued2000
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/131157
dc.description.abstractMenurunnya potensi kayu daun lebar dari hutan alam tropis Indonesia merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi. Eksploitasi hutan alam dalam beberapa dekade terakhir ini telah mengakibatkan penurunan produksi log dari 17,3 juta m³ pada tahun 1994/1995 menjadi 15,6 juta m³ pada tahun 1997/1998 ( Kartodihardjo, 1999). Pemerintah sebenarnya sudah mengantisipasi kekurangan pasokan kayu tersebut dengan membangun Hutan Tanaman Industri maupun menggalakkan pembangunan hutan rakyat. Di masa depan, kayu-kayu yang berasal dari hutan tanaman ini menjadi tumpuan untuk mensuplai kebutuhan kayu Indonesia. Berbeda dengan kayu dari hutan alam, kayu dari hutan tanaman umumnya merupakan jenis-jenis cepat tumbuh berkerapatan rendah dan lunak, termasuk kayu agatis (Agathis loranthifolia Salisb.) dan sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen). Hal ini berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu tersebut, terutama kekuatannya (Shepard, 1982), sehingga perlu upaya untuk memperbaiki sifat mekanisnya sebagai alternatif untuk menggantikan fungsi kayu daun lebar sebagai bahan untuk lantai, interior, handtools, dan mebel (Inoue, 1996) maupun untuk aplikasi kayu konstruksi (Tomme et al., 1998). Sementara itu dalam beberapa tahun terakhir ini teknologi pemadatan kayu (wood densification) telah berkembang untuk meningkatkan sifat fisis dan mekanis kayu. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh proses pemadatan papan agatis dan sengon pada arah radial disertai suhu tinggi terhadap sifat fisis dan mekanisnya. Papan tangensial berukuran 30 cm (L) x 10 cm (T) x 2 cm (R) dari kedua jenis kayu tersebut direndam di dalam air hingga jenuh air, kemudian dikempa pada suhu 100°C selama 15 menit, pada arah radial sampai ketebalan 1 cm. Tebal dan berat kayu terpadatkan diukur pada kondisi kering oven. Kayu tersebut kemudian dipanaskan pada suhu 170 dan 190°C selama 2, 4, 8, dan 16 jam untuk mengurangi pemulihan tebalnya. Selanjutnya kerapatan, MOE, dan MOR papan terpadatkan tersebut diuji berdasarkan standar JIS Z 2113, sedangkan kekerasan dan keteguhan tekan sejajar serat papan terpadatkan diuji berdasarkan standar BS 373. Sementara itu pengujian daya dukung baut mengacu pada standar ASTM D 5764-95.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForestry productsid
dc.titlePengaruh pemadatan arah radial disertai suhu tinggi terhadap sifat fisis dan mekanis kayu agatis (Agathis loranthifolia Salisb.) dan sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordWoodid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record