View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Animal Disease and Veterinary Health
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - School of Veterinary Medicine and Biomedical Science
      • UT - Animal Disease and Veterinary Health
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Isolasi dan karakterisasi streptococcus agalactiae serta peran antibodi spesifik group B terhadap perubahan morfologi koloni

      Thumbnail
      View/Open
      Fultext (1.099Mb)
      Date
      2000
      Author
      Ramadhani, Ira
      Wibawan, I Wayan Teguh
      Wahyuni, A.E.T.H.
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Salah satu penyakit yang menyerang ambing ternak sapi perah adalah mastitis, dan sekitar 97-98 % adalah mastitis subklinis. Mastitis subklinis tidak akan menampakkan suatu gejala klinis, tapi akan mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas dari produksi susu. Streptococcus agalactiae dikenal sebagai salah satu penyebab mastitis subklinis. Dari 407 sampel mastitis subklinis yang didapat dari empat daerah yaitu : Bogor, Sukabumi, Malang dan Boyolali, didapatkan 111 sampel menunjukkan S. agalactiae yang dapat dideteksi dengan menggunakan uji CAMP dan serogruping dengan menggunakan uji immunodifusi (AGPT). Sebagian besar kultur memperlihatkan pertumbuhan jernih dengan endapan (69,36 %) dan sebagian lagi memperlihatkan pertumbuhan keruh yang homogen (30,63%) pada media THB (Todd-Hewitt Brooh) yang diinkubasi pada suhu 37 °C selama 18-24 jam. Untuk dapat mengetahui reaksi yang terjadi apabila antigen direaksikan dengan spesifik antibodi grup B, 34 isolat yang menampakkan pola pertumbuhan keruh dipilih untuk percobaan lebih lanjut. 34 isolat tersebut ditanam pada media soft-agar dan diperhatikan pola perumbuhannya kemudian dibandingkan pertumbuhannya apabila ditambahkan spesifik antibodi grup B. Sebagian besar kultur (64,7 %) tidak menunjukkan perubahan pertumbuhan setelah penambahan antibodi yang spesifik. Hal ini menunjukkan bahwa grup antigen tersebut kemungkinan tertutup oleh adanya kehadiran kapsul. Hanya beberapa kultur (35,3%), yang menampakkan perubahan dari koloni difus menjadi kompak. Hasil ini juga didukung oleh kenyataan bahwa sebagian besar kultur akan menampakkan reaksi berbutir (seperti pasir) apabila direaksikan dengan konsentrasi molar tinggi amonium sulfat.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130789
      Collections
      • UT - Animal Disease and Veterinary Health [1240]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository