Show simple item record

dc.contributor.advisorRushayati, Siti Badriyah
dc.contributor.authorImansantosa, Haris
dc.date.accessioned2023-11-06T06:29:31Z
dc.date.available2023-11-06T06:29:31Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130711
dc.description.abstractPada masa sekarang ini masalah lingkungan merupakan isu gobal yang banyak dibicarakan orang. Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan bertambahnya populasi manusia, meningkat pula pencemaran yang terjadi baik itu pencemaran air, tanah dan udara. Berdasarkan kaidah-kaidah ekologi, suatu ekosistem yang mempunyai komponen yang lengkap akan memungkinkan proses daur ekologis berjalan sebagaimana mestinya. Tumbuhan merupakan salah satu komponen ekosistem, yang mempunyai kemampuan menyerap bahan-bahan anorganik dan energi dari matahari serta mengubahnya menjadi bahan organik yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya.. Dengan adanya tumbuhan hijau sebagai salah satu komponen hutan dapat mengurangi dampak dari pencemaran udara. Dengan adanya hutan kota, partikel dan zat-zat yang berbahaya diserap dan ditahan oleh tajuk pohon melalui mekanisme daunnya. Selain itu tumbuhan juga dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Kovacs (1992) tumbuhan yang digunakan sebagai indikator pencemaran dapat dievaluasi dengan tiga cara yaitu berdasarkan gejala makroskopis (kerusakan tampak), gejala mikroskopis (kerusakan sel) dan berdasarkan fisiologi dan biokimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pencemaran udara terhadap struktur anatomi daun Acacia mangium Willd dan Paraserianthes falcataria (L) Nielsen serta membandingkan tingkat kerusakan mikroskopis daun yang ditimbulkan oleh polutan udara yang bersumber dari kendaraan bermotor seperti NO2, SO2, CO, dan partikel debu antara kedua jenis tanaman. Penelitian dilaksanakan di ruas jalan Tol Jagorawi Bogor antara km 10 sampai km 40 arah Bogor-Jakarta (daerah yang relatif tercemar) dan di sekitar Kampus IPB Darmaga Bogor (daerah kurang tercemar). Analisis sampel udara (NO2, CO, SO2 dan partikel debu) dilakukan di Laboratorium Meteorologi dan Kualitas Udara Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. Pembuatan sediaan mikroskopis daun dan analisisnya dilakukan di Laboratorium Anatomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA IPB. Parameter anatomi daun yang diamati pada irisan paradermal adalah ukuran, bentuk dan kerapatan stomata, sedangkan pada irisan transversal adalah tebal daun, tebal jaringan palisade, tebal jaringan bunga karang dan tebal jaringan epidermis. Analisis data menggunakan uji t-student untuk menguji pembandingan antara tanaman di daerah yang relatif tercemar dengan daerah kurang tercemar, pembandingan antar zonasi di pinggir jalan tol. Parameter anatomi yang dibandingkan meliputi kerapatan stomata, ukuran stomata, tebal daun, tebal jaringan epidermis, tebal jaringan palisade dan tebal jaringan bunga karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang meliputi SO2, NO2, CO dan partikel debu di jalan Tol Jagorawi Bogor kadar pencemarannya lebih tinggi dibandingkan dengan Kampus IPB Darmaga Bogor. Hal ini disebabkan jumlah kendaraan yang melintas di Kampus IPB Darmaga...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcKonservasiid
dc.titleSulistyaningsih, Yohana C.id
dc.title.alternativeStruktur anatomi daun akasia(Acacia mangium Willd) dan sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) akibat pencemaran di jalan tol jagorawi-Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDaun akasiaid
dc.subject.keywordDaun sengonid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record