Show simple item record

dc.contributor.advisorSoiekmadi, Rinekso
dc.contributor.advisorSuharjito, Didik
dc.contributor.authorFatmawati, Dewi Agung
dc.date.accessioned2023-11-06T06:11:59Z
dc.date.available2023-11-06T06:11:59Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130691
dc.description.abstractHutan merupakan salah satu sumber kemakmuran masyarakat, yang mengandung unsur sumberdaya alam dan manusia yang mempunyai ketergantungan satu sama lain. Dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan hutan negara, terdapat dua komponen pelaku yang memegang peranan penting yaitu perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan masyarakat sekitar kawasan. Namun dalam pelaksanaannya seringkali terdapat perbedaan dua komponen pelaku tersebut. Perbedaan pola tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial dalam pemanfaatan sumberdaya hutan baik diantara masyarakat itu sendiri maupun antara masyarakat dengan pihak lain. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir PT. Musi Hutan Persada dihadapkan pada persoalan konflik sosial dan lahan. Sebagian arcal realisasi tanaman HTI diklaim masyarakat (tercatat 100 kasus klaim lahan) dimana mayoritas masyarakat menuntut kontribusi perusahaan terhadap lingkungan sosial masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis dan tipe konflik yang terjadi antara masyarakat lokal dengan perusahaan HPHTI. dan menganalisis pengaruh penanganan konflik terhadap eskalasi konflik. Penelitian ini dilaksanakan di hutan konservasi areal HPHTI PT. Musi Hutan Persada pada Bulan Agustus-September 2003. Responden adalah masyarakat Desa Suban Ulu. Alat yang digunakan adalah peta kerja, kamera, alat tulis, alat hitung dan daftar pertanyaan (kuisioner) yang diperlukan. Data yang dikumpulkan diperoleh dari berbagai sumber yaitu: PT. Musi Hutan Persada, masyarakat Desa Suban Ulu,dan lembaga sektoral atau institusi terkait yang berhubungan dengan penelitian. Dua jenis data yang dikumpulkan adalah data pokok dan data penunjang. Pengumpulan data menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara. Pengambilan contoh (Sampel) didasarkan pada keterwakilan atau representatif. Jumlah responden yang dipilih dan dijadikan obyek penelitian sebanyak 30 orang. Pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Sejarah konflik berawal dari masuknya HPHTI untuk mengelola kawasan hutan yang telah diusahakan masyarakat ternyata menimbulkan persepsi negatif masyarakat terhadap perusahaan. Dalam mengelola kawasan hutan, perusahaan kurang memperhatikan keberadaan masyarakat dan perusahaan tidak mengakui hak atas tanah yang dimiliki masyarakat. Tanggapan responden terhadap kehadiran HPHTI PT. Musi Hutan Persada beragam, sekitar 20 responden (66,6%) menyatakan bahwa kehadiran HPHTI PT. Musi Hutan Persada membawa dampak positif sedangkan 10 responden (33,3%) menyatakan keberadaan HPHTI PT. Musi Hutan Persada membawa dampak negatif. Sekitar 23 responden (76%) menyatakan bahwa mereka memiliki ladang di sekitar hutan konservasi dan sekarang tidak dapat diusahakan lagi. Dalam melaksanakan kewajiban pembinaan terhadap masyarakat sekitar hutan, perusahaan hanya mengadakan pembinaan terhadap desa-desa binaan. Desa binaan atau desa trans mendapat bantuan pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan masyarakat. Adanya perbedaan bantuan terutama menyangkut bantuan secara finansial memicu kecemburuan sosial masyarakat Desa Suban Ulu terhadap desa binaan...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcKehutananid
dc.subject.ddcKonservasiid
dc.titleStudi konflik sosial antara masyarakat di sekitar hutan konservasi dengan pemegang HPHTI PT. Musi Hutan Persadaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHutan konservasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record