| dc.description.abstract | Kebutuhan masyarakat Indonesia akan protein/ gizi hewani cenderung meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Peternakan ayam merupakan salah satu alternatif yang baik untuk dikembangkan. Penyakit merupakan salah satu kendala dalam peternakan.
Koksidiosis atau penyakit berak darah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang peternakan ayam dan menyebabkan kerugian ekonomi pada peternakan ayam. Koksidiosis ini disebabkan oleh parasit protozoa dari famili Eimeriidae. Koksidiosis sekum disebabkan oleh spesies Eimeria tenella yang merupakan coccidia paling patogen pada ayam karena menyebabkan diare berdarah. dan kematian.
Salah satu cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan koksidiostat (Sulfaquinoksalin). Namun penggunaan yang terus menerus dapat menimbulkan resistensi dan residu pada daging dan telur. Oleh karena itu diperlukan obat alteratif pengganti preparat sulfa dengan tanaman bandotan (Ageratum conyzoides Linn). Bandotan mengandung zat aktif seperti flavonoid, cumarin, saponin, tanin, alkaloid dan minyak atsiri. Khasiat dan kegunaannya yaitu sebagai antiinflamasi, obat luka baru, antidiare, obat sakit perut, obat penurun panas, anti bakteri, anti disentri.
Hewan percobaan yang digunakan adalah 54 ekor ayam jantan petelur Galur Dekalb berumur dua minggu yang diberi berbagai dosis bandotan per oral. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penghitungan jumlah skizon, makrogamet, mikrogamet dan ookista pada hari ke-6, 9 dan 14 setelah infeksi dari, jaringan sekum ayam yang dibuat preparat histopatologi dan diperiksa secara mikroskopis dengan pembesaran 400x.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian serbuk bandotan dosis B1 gr/kg.bb, B2 gr/kg.bb, B3 gr/kg.bb efektif dalam menurunkan jumlah skizon pada hari kesembilan dan keempat belas setelah infeksi. Pemberian serbuk bandotan dosis B2 gr/kg.bb cenderung menurunkan jumlah makrogamet dan mikrogamet pada hari keempat belas setelah infeksi. Pada pemberian serbuk bandotan dosis B2 gr/kg.bb dan B3 gr/kg.bb efektif dalam menurunkan jumlah ookista pada hari keenam, sembilan dan keempat belas setelah infeksi. | id |