Show simple item record

dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.advisorMurtini, Sri
dc.contributor.authorManggung, Raden Enen Rina Rosadi
dc.date.accessioned2023-11-06T04:04:28Z
dc.date.available2023-11-06T04:04:28Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130631
dc.description.abstractMengkudu (Morinda citrifolia Linn) adalah salah satu tumbuhan perdu yang digunakan sejak zaman purba untuk bahan pengobatan yang sangat populer di kawasan Asia Tenggara. Kepulauan Pasifik dan Karibia. Tanaman mengkudu dari sudut taksonomi termasuk dalam Famili Rubiaceae dari Kelas Dicotyledonae (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Seluruh bagian tanaman mengkudu seperti akar, kulit batang, daun dan buah berkhasiat untuk obat. Pepagan (kulit batang) mengkudu digunakan sebagai tonikum, antiseptik pada pembengkakan kulit, borok dan luka. Daun mengkudu dimanfaatkan untuk mengobati disentri, kejang usus, pusing-pusing, muntah-muntah dan demam. Buah mengkudu untuk obat peluruh kemih, urus-urus, pelembut kulit, kejang-kejang, peluruh haid, bengek, gangguan pernafasan, radang selaput sendi. Akar, daun dan buah mengkudu memiliki khasiat anti-cacing (Bangun dan Sarwono, 2002). Sari buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dengan meningkatkan kekebalan tubuh (Rivers, 1996). Mekanisme kekebalan tubuh terjadi di dalam organ limfoid, salah satunya adalah bursa Fabricius (Tizard, 1988). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah mengkudu terhadap pembentukan folikel limfoid aktif pada bursa Fabricius. Dalam penelitian ini Telur Embrio Tertunas (TET) diinokulasi dengan sari buah mengkudu dosis 0,2 mg/0,2 ml 1 mg/0,2 ml dan 2 mg/0,2 mi yang dilarutkan pada media RPMI 1640 melalui rute yolk sac (kantong kuning telur), ruang Alantois dan Chorio Allantoic Membran (CAM) masing-masing 4 butir, kontrol pelarut (placebo) diinokulasikan RPMI 1640 0,2 ml/butir pada setiap rute masing-masing 4 butir. Sebagai kontrol digunakan 4 TET yang tidak diinokulasi. Telur yang telah diinokulasi dimasukkan ke inkubator pada suhu 38°C dan kelembaban 70%. Telur diamati setiap hari sampai embrio berumur 21 hari (masa penetasan). Pengamatan yang dilakukan meliputi tingkat kematian dan rute- inokulasi yang paling kecil tingkat kematiannya. Pada embrio dari rute tersebut diamati jumlah folikel limfoid aktif dari bursa Fabricius. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kematian paling rendah adalah rute yolk sac (kantong kuning telur) dibandingkan rute ruang Alantois dan Chorio Alantoic Membran (CAM). Berdasarkan pengamatan terhadap jumlah folikel limfoid aktif bursa Fabricius pemberian sari buah mengkudu dosis I mg/butir dan 2 mg/butir berbeda nyata lebih tinggi dari kontrol maupun placebo (P≤0,05). Hal ini disebabkan karena pemberian sari buah mengkudu yang mengandung xeronine dapat meningkatkan fungsi sel dan memperbaiki protein yang rusak dari bursa Fabricius.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcveterinary scienceid
dc.titlePengaruh pemberian sari buah mengkudu(Morinda citrifolia Linn) terhadap pembentukan folikel limfoid dalam bursa fabricus pada embrio telur tertunasid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMorinda citrifolia Linnid
dc.subject.keywordLymphoid folliclesid
dc.subject.keywordegg embryoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record