dc.description.abstract | Lahan pertanian Kalimantan Selatan didominasi lahan rawa, wilayah pertanian yang sering terjadi kegagalan panen, hal ini disebabkan lahan rawa sangat bergantung kepada kondisi cuaca. Permasalahan pada sektor pertanian di Kalimantan Selatan menjadi isu strategis yang penting untuk diselesaikan mengingat provinsi ini merupakan salah satu sentra pangan di Indonesia, selain itu sepertiga jumlah penduduk Kalimantan Selatan berprofesi pada sektor pertanian. Potensi gagal panen di wilayah rawa pasang surut sangat tinggi, peduli pada risiko gagal panen merupakan hal penting, mengingat di Provinsi Kalimantan Selatan terjadi penurunan sebanyak 14,34 persen produksi beras pada 2020.
Curah hujan yang cukup tinggi, keadaan cuaca yang tidak menentu dan serangan hama atau organisme pengganggu tanaman yang menyerang yang menyebabkan terjadinya kegagalan panen. Guna meminimalisir potensi kegagalan panen, pemerintah membentuk program yakni Asuransi Usahatani Padi (AUTP), yang tujuan utamanya adalah pengalihan kerugian akibat kegagalan panen bagi petani kepada pihak asuransi, agar petani menjadi lebih aman dan tenang dalam melakukan aktivitas usaha taninya. Program ini telah disosialisasikan agar diadopsi oleh para petani namun masih belum maksimal, hal tersebut diduga berkaitan dengan komunikasi inovasi pada program ini yang belum optimal.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah merancang model komunikasi inovasi asuransi usahatani padi wilayah lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan yang dapat diterapkan di pedesaan guna mencapai keamanan dan kemandirian pangan. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk, 1) menganalisis faktor yang mempengaruhi persepsi petani terhadap risiko produksi padi pada asuransi usahatani padi, 2) menganalisis sejauh mana persepsi petani tentang inovasi program AUTP di wilayah lahan rawa pasang surut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, 3) mengetahui konsekuensi inovasi program AUTP di wilayah lahan rawa pasang surut dan faktor yang mempengaruhinya, 4) merumuskan strategi model komunikasi inovasi dalam meningkatkan program asuransi usahatani padi di lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan. Melalui penelitian ini mengkaji konsekuensi dan keberlanjutan program asuransi usahatani padi pada dua Kabupaten yakni di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala. Penetapan lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan kedua lokasi tersebut merupakan kabupaten sentra pangan terbesar serta bertipe lahan rawa pasang surut. Pengambilan sampel dibagi menjadi tiga wilayah lahan rawa pasang surut yakni (1) Tipe A (2) Tipe B (3) Tipe C. Sampel penelitian berjumlah 360 petani dari 3659 petani. Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder melalui wawancara dan kuesioner. Pengolahan dan analisa data menggunakan skor, uji beda dan Struktural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi risiko usahatani padi di lahan rawa pasang surut adalah: tingkat pendidikan, pengalaman bertani, tingkat pendapatan, luas lahan yang digarap serta jumlah anggota keluarga. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani tentang inovasi asuransi usahatani padi (AUTP) di wilayah lahan rawa pasang surut adalah, tingkat penggunaan saluran komunikasi (media konvensional, media internat dan media sosial serta media aplikasi percakapan), peranan fasilitator (peranan penyuluh, peran agen asuransi, peranan petugas OPT, peran opinion leader), komunikasi pengambilan keputusan dalam keluarga (intensitas dialog, tingkat akses pencarian informasi, tingkat partisipasi, tingkat kontrol), persepsi terhadap risiko usahatani padi (tingkat sumber risiko usahatani padi, tingkat pemanfaatan informasi risiko pertanian, tingkat kepercayaan petani terhadap risiko pertanian). Hasil uji beda pada kedua kabupaten tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Faktor yang mempengaruhi konsekuensi inovasi AUTP adalah persepsi risiko usahatani padi dan mempengaruhi persepsi petani tentang inovasi asuransi usahatani padi. Strategi model komunikasi inovasi dalam meningkatkan program asuransi usahatani padi di wilayah rawa pasang surut di Kalimantan Selatan memerlukan berbagai macam perencanaan dalam penyampaian pesan melalui kombinasi berbagai macam unsur-unsur, strategi komunikasi dengan upaya menggabungkan media, metode dan teknik dalam proses komunikasi. Model komunikasi untuk meningkatkan program AUTP disertai keberlanjutan program dapat dioptimalkan dengan melihat karakteristik petani, penggunaan saluran komunikasi, peranan fasilitator, keterlibatan kelembagaan, komunikasi pengambilan keputusan dalam keluarga, persepsi risiko usahatani padi dan persepsi petani tentang inovasi asuransi usahatani padi, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap konsekuensi AUTP.
Strategi operasional untuk meningkatkan upaya keberlanjutan program AUTP di lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan adalah: (1) Peningkatan sumber/saluran informasi melalui media sosial, media aplikasi percakapan, dan media konvensional, media cetak, (2) Meningkatkan intensitas sosialisasi dan pendampingan kepada petani. (3) Meningkatkan peranan keluarga, perempuan dan generasi muda. (4) Peningkatan peranan kelompok tani, wanita tani, Gapoktan, komunitas lokal dan kelompok-kelompok sosial masyarakat lainnya, (5) Meningkatkan koordinasi dan dukungan antar lembaga terkait, (6) Meningkatkan kapasitas dan kuantitas petugas pelaksana asuransi pertanian, dan (7) Mengefektifkan pedoman kegiatan yang lebih operasional terlebih pada proses klaim serta meningkatkan anggaran. | id |