dc.description.abstract | Hutan merupakan sumber kekayaan alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Selain kayunya, getah pohon pinus juga bermanfaat untuk industri batik, kulit, tinta, cat, isolator, kertas dan sebagainya. Produktivitas getah dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Perhutani mengeluarkan kebijakan bagi penyadap, dengan memberikan areal sadapan sesuai kemampuan penyadap, yaitu berkisar antara 2-4 hektar tiap penyadap. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna mengetahui jumlah pohon yang optimal yang seharusnya diberikan kepada penyadap berdasarkan kemampuan masing-masing penyadap.
Pengukuran elemen waktu kerja Penyadapan dilakukan dengan metode berulang kembali, elemen waktu kerja yang diukur yaitu persiapan, menurunkan tempurung, pengambilan getah, pembaharuan luka, penyemprotan stimulansia, mengembalikan tempurung, pindah koakan, dan pindah pohon. Untuk mengetahui optimasi jumlah pohon, data yang diperlukan antara lain; jumlah pohon, waktu kerja penyadapan, frekuensi pembaharuan luka, frekuensi pemberian dan pemakaian CAS.
Data yang diambil merupakan data primer dan data sekunder. Analisis data mengunakan analisis kepekaan. Penelitian dilakukan pada areal tanaman Pinus merkusii tahun 1977 (KU VI) di Petak 22 C RPH Pringamba pada petak seluas 11,2 hektar. Pada penelitian ini pengamatan hanya dilakukan pada dua orang penyadap yang mempunyai pengalaman kerja menyadap 11 tahun dan 6 tahun.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh jumlah pohon dari penyadap 1 sebanyak 737 pohon dan jumlah pohon dari penyadap 2 sebanyak 943 pohon. Untuk frekuensi penyadapan yang dilakukan oleh penyadap 1 sebanyak 1484 kali dan yang mampu dikerjakan penyadap 2 sebanyak 1905 kali. Penyadap 1 mampu memberi CAS sebanyak 1484 kali dengan memakai CAS 1658 cc. Adapun penyadap 2 mampu... | id |