Show simple item record

dc.contributor.advisorSyafii, Wasrin
dc.contributor.authorSakadisastra, Dudi Iskandar
dc.date.accessioned2023-11-02T03:34:29Z
dc.date.available2023-11-02T03:34:29Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130136
dc.description.abstractProduktivitas hutan yang semakin terbatas telah mendorong berbagai usaha untuk meningkatkannya kembali, salah satunya adalah dengan menggali potensi kayu-kayu non-komersial atau kayu tak dikenal (lesser known species) sehingga dapat lebih berdaya guna. Kayu dadap merupakan salahsatu kayu non-komersial dan tak dikenal yang memiliki beberapa kelebihan, seperti pertumbuhan yang cepat, berberat jenis rendah, relatif mudah dibudidayakan sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif jenis untuk Hutan Tanaman Industri (HTI), yang telah teruji sebagai bahan baku kertas. Pengetahuan mengenai komposisi kimia dapat memberi petunjuk tentang rendemen pulp, konsumsi bahan kimia, dan kondisi pemasakan yang sesuai sehingga dapat dihasilkan lembaran dengan sifat fisis dan mekanis yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia kayu dadap (holoselulosa, selulosa, a-selulosa, hemiselulosa, lignin, zat ekstraktif, kadar abu, dan silika) dan turunan dimensi seratnya (nisbah Runkel, daya tenun, nisbah Muhlsteph. nisbah fleksibilitas, dan koefisien kekakuan) sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan kayu dadap terutama sebagai bahan baku pulp dan kertas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan kayu dadap sebagai bahan baku pulp dan kertas sehingga dapat mengurangi ketergantungan industri pulp dan terhadap hutan alam. Penelitian ini menggunakan kayu dadap berumur 10 tahun yang berasal dari Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor. Pengujian untuk mengetahui kadar komponen kimia didasarkan pada standar TAPPI (Technical Association of Pulp and Paper Industry) 254 om-88. Data hasil perhitungan persentase kelarutan dianalisa dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan kemudian dilanjutkan dengan Uji Lanjut Wilayah Berganda Duncan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan kelompok terhadap persentase kelarutan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kadar holoselulosa. selulosa, d-selulosa. hemiselulosa, lignin Klason, abu, dan silika berturut-turut sebesar- 83,55%; 58,14%; 43,83%; 26,27%; 28,56%; 1,92% dan 0,05% Berdasarkan Uji Lanjut Wilayah Berganda Duncan diketahui bahwa kelarutan memiliki pengaruh yang nyata terhadap persentase kelarutan tetapi pengelompokkan kayu menjadi bagian gubal, teras, dan campuran tidak berpengaruh nyata terhadap persentase kolarutan yang dihasilkan. Untuk kualitas serat yang dihasilkan, serat kayu dadap termasuk ke dalam kelas mutu 11. Ini menunjukkan bahwa serat kayu dadap cukup baik jika digunakan sebagai bahan baku serat dalam proses pembuatan pulp dan kertas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcKayu Dadapid
dc.subject.ddcKomponen Kimiaid
dc.titleAnalisis Komponen Kimia dan Dimensi Serat Kayu Dadap (Erythrina variegata Linn.)id
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record