Show simple item record

dc.contributor.authorNuraisyah, Darwela
dc.date.accessioned2010-05-05T13:03:01Z
dc.date.available2010-05-05T13:03:01Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13000
dc.description.abstractSebagian besar satwa primata merupakan hewan yang dilindungi. Sangat diperlukan pengembangan suatu metode untuk dapat meningkatkan populasinya, khususnya monyet ekor panjang yang banyak digunakan untuk penelitian biomedis. Fertilisasi in vitro merupakan tehnik reproduksi untuk meningkatkan populasi satwa primata Oleh sebab itu diperlukan penelitian mengenai aspekaspekuya, salah satunya pengolahan spermatozoa Aspirasi spermatozoa melalui cauda epididimis merupakan suatu cara pengkoleksian spermatozoa, namun dilaporkan motilitas yang didapatkan rendah (Dale dan Elder, 1997). Dengan demikian peningkatan motilitas dapat diusahakan dengan metode swim up. Selain itu fuktor pengenceran spermatozoa dalam pengolahan spermatozoa cair dan spermatozoa yang dibekukan menentukan kualitas, sebab spermatozoa primata sangat rentan terhadap kondisi di luar tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh pengolahan spermatozoa dalam spermatozoa cair dan spermatozoa yang dibekukan. Pengolahan spermatozoa cair menggunakan media Tris kuning telur tanpa maupun dengan gIiserol5% dan 8% dibandingkan dengan modified Human Tubal Fluid (rnHfF) yang ditempatkan dalam temperatur kamar dan Iemari es, serta pengolahan spermatozoa beku menggunakan media Tris kuning telur dengan konsentrasi gliseroI 5% dan 8% melalui metode pembekuan Iambat dan pembekuan cepat. Rataan konsentrasi spermatozoa hasil aspirasi adalah 69,6 x 106 ImJ dengan motilitas 61,8%. Setelah dilakukan metode swim up, teIjadi peningkatan rataan persentase rnotilitas spermatozoa menjadi 86% dan penurunan rataan konsentrasi menjadi 47 x 106 1m!. Hasil penyimpanan semen cair didapatkan daya motilitas yang paling baik disimpan dalam media rnHfF pada temperatur kamar (27"C), yaitu 40,5% setelah 36 jam, sedangkan pengencer Tris kuning telur hanya bertahan pada satu jam pertarna yaitu berkisar 53,5-74% dan empat jam kemudian persentase motilitas hanya 1,5-4%. Spermatozoa Macaca !ascicularis kurang cocok dalam penyimpanan lemari es. Hasil penelitian menunj ukkan bahwa spermatozoa hanya bertahan selama 12 jam pada mHfF dengan persentase motilitas 24,5%, sedangkan dalam pengencer Tris kuning telur persentase motilitas yang didapatkan 53,5-74% pada satu jam pertama kemudian persentase motilitas turun menjadi 1 - 1,5 % setelah tiga sampai empat jam Hasil pembekuan menunjukkan Tris kuning telur yang telah ditambahkan dengan gliserol 8 % memberikan perlindungan yang cukup dalam mempertahankan motilitas spermatozoa post thawing sebesar 67,5% dalam pembekuan Iambat lebib baik dibandingkan pembel.. .u an cepat (32%). Dalam gliserol 5 % didapatkan persentase motilitas spermatozoa post thawing hanya berkisar 1-3 %.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleMotilitas Spermatozoa Asal Epididimis Monyet Ekor Panjang (Macacafascicularis) dalam Pengencer Tris Kuning Telur dan Modified Human Tubal Fluidid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record