Daya Tahan Spermatozoa Semen Cair Sapi FH dalam Kemasan Straw Mini Menggunakan Pengencer Citrat Kuning Telur dan Skim Kuning Telur dengan Penambahan Fruktosa (Viability Spermatozoa of FH Cow's Liquid Semen that Packed in Mini Straw Using Egg Yolk Citrate and Egg Yolk Skim Extenders with Addition of Fructose)
Abstract
Penggunaan semen cair dalam teknik Inseminasi Buatan (I B) merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan semen beku di daerah. Disamping pengaruh pengencer, penyimpanan semen cair memerlukan temperatur lemari es (3-S0C) agar spermatozoa dapat bertahan cukup lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan fruktosa pada pengencer Citrat kuning telur dan Skim kuning telur terhadap motilitas spermatozoa dalam bentuk kemasan straw mini yang disimpan dalam temperatur lemari es, styrofoam (3-S0C) dan temperatur kamar (27-30°C). Pada penelitian ini digunakan 12 ejakulat dari 2 ekor sapi jantan FH. Semen yang didapat dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis untuk menentukan kelayakan semen untuk dapat diproses lebih lanjut. Kemudian semen diencerkan menggunakan pengencer Citrat kuning telur dan Skim kuning telur yang ditambahkan fruktosa sebanyak 2 % dan dikemas ke dalam straw mini O,2S cc. Penyimpanan dilakukan di dalam lemari es (3-S0C), styrofoam (3-S0C) dan temperatur kamar (27°C). Pengamatan motilitas dilakukan setiap 12 jam pada lemari es dan styrofoam, setiap 30 menit pada temperatur kamar sampai dengan motilitas SO %. Pemeriksaan Membran Plasma Utuh (MPU) dilakukan di awal dan akhir pengamatan motilitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fruktosa ke dalam pengencer terhadap motilitas spennatozoa lebih baik yaitu 50-53,3% (Citrat kuning telur) dan 56,7- 58,3% (Skim kuning telur) dibanding tanpa penambahan fruktosa yaitu 35-40% (Citrat kuning telur) dan 51,7% (Skim kuning telur) setelah penyimpanan 24 jam. Tidak ada perbedaan yang nyata antara penyimpanan dalam lemari es dan styrofoam (P>0.05). Penyimpanan spermatozoa dalam temperatur kamar dapat mempertahankan motilitas spermatozoa hingga 50% selama 180-240 menit. Perbedaan antara rataan persentase motilitas spennatozoa dan Membran Plasma Utuh (MPU) hanya 6,03 % pada awal pengamatan sedangkan pada akhir pengamatan persentase MPU lebih besar dari pad a motilitas (34,4-40,6%), baik pada penyimpanan dalam lemari es, styrofoarn maupun temperatur kamar. Oapat disimpulkan bahwa pen am bah an fruktosa sebanyak 2 % ke dalam pengencer semen cair dapat mempertahankan kualitas semen yang tinggi dan styrofoam yang berisi es berfungsi sebaik lemari es (3-5°C) dalam preservasi semen cair.