dc.description.abstract | Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah yang banyak. Pengelolaan air di perkebunan kelapa sawit perlu dilakukan sebaik mungkin yang ditujukan untuk meminimalkan terjadinya kelebihan air (aliran permukaan) pada musim hujan dan cukup tersedia air pada saat musim kemarau, sehingga pertumbuhan kelapa sawit menjadi optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan teras gulud dan rorak yang dilengkapi dengan lubang resapan dan mulsa vertikal dalam menekan aliran permukaan di lahan perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilakukan di perkebunan Kelapa Sawit Unit Usaha Rejosari PTP Nusantara VII, Lampung dari bulan Februari 2006 hingga Juni 2006. Perlakuan yang diterapkan adalah pembuatan teras gulud yang dilengkapi dengan lubang resapan dan mulsa vertikal pada blok 375 (Micro catchment 1, 11.8 ha), tanpa perlakuan pada blok 415 (Micro catchment II, 14.6 ha) dan rorak yang dilengkapi dengan lubang resapan dan mulsa vertikal pada blok 414 (Micro catchment III, 6.3 ha).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa total curah hujan pada perlakuan teras gulud, kontrol dan rorak selama masa penelitian (18 Februari - 30 Juni 2006) adalah sebesar 841.49 mm, 731.17 mm dan 751.63 mm dengan curah hujan maksimum dan minimum harian sebesar 98.90 mm dan 0.50 mm. Total aliran permukaan yang terjadi pada perlakuan teras gulud, kontrol dan rorak adalah sebesar 479.61 mm, 527.59 mm dan 300.10 mm dengan koefisien aliran permukaan pada masing-masing perlakuan yaitu sebesar 0.57, 0.72 dan 0.40. Koefisien overland flow untuk masing-masing perlakuan relatif lebih kecil daripada koefisien aliran permukaan yaitu sebesar 0.07, 0.13 dan 0.01.
Overland flow pada perlakuan teras gulud terjadi pada curah hujan lebih besar dari 13.89 mm. Pola yang sama juga terjadi pada perlakuan kontrol dan rorak dengan curah hujan lebih dari 11.46 mm dan 15.69 mm. Teknik konservasi teras gulud dan rorak yang dilengkapi dengan lubang resapan dan mulsa vertikal efektif dalam menekan aliran permukaan dibandingkan kontrol sebesar 9.09 % dan 43.12%. | id |