Pengaruh fosfor dan jenis serta cara pemberian silikon terhadap pertumbuhan padi gogo varietas Cirata pada podsolik Jasinga
Abstract
Padi gogo merupakan alternatif sumber beras potensial mengingat kontribusi terhadap produksi beras nasional masih rendah (sekitar 5,5%) dan tingkat produktivitas rata-rata 2,4 ton/ha, (Toha et al., 2005). Di lain pihak potensi lahan kering untuk tanaman padi gogo masih tersedia sangat luas. Podsolik (Ultisol) merupakan bagian lahan kering terluas kedua di Indonesia dengan berbagai permasalahannya terutama berkaitan dengan kemasaman dan
kesuburannya
Serangkain percobaan telah dilakukan dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap Faktorial, 18 perlakuan dengan tiga kali ulangan, dengan
menggunakan Podsolik Jasinga, sebagai media tanam. Perlakuan P sebagai faktor
pertama, dalam bentuk SP-36, diberikan dalam tiga taraf yaitu tanpa P (PO), 1.9 g
(P1) dan 3.8 g (P2) per pot. Silikon dalam bentuk Waterglass (Na2SiO3) sebagai
faktor kedua diberikan dalam tiga taraf yaitu tanpa Si (Si0), Si murni (Si) (0.8.g
Si/pot), dan Si-N (Si-N) (0.8 g Si/pot dan 10.6 g N/pot). Faktor ketiga yaitu cara
pemberian Silikon (T) yang diberikan dalam dua cara yaitu TI (lewat daun) dan
T2 (lewat tanah). Sebagai tanaman indikator digunakan padi varietas Cirata.
Percobaan ini dilakukan dari bulan April 2006 sampai dengan Agustus 2006 di Rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh Fosfor dan Silikon terhadap pertumbuhan, dan kadar N, P, dan K Padi Gogo pada Podsolik Jasinga.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian fosfor berpengaruh nyata meningkatkan terhadap tinggi tanaman, jumlah tanaman, bobot kering gabah dan meningkatkan kadar N, P, dan K, daun bendera. Pemberian Si berpengaruh pada jum;ah malai dan bobot kering gabah. Perlakuan kombinasi antara P dan Si berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap variabel pertumbuhan lainnya. Perlakuan kombinasi antara Si dan T berpengaruh negatif terhadap tinggi tanaman dan bobot kering gabah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemberian pupuk Si lewat daun (T1) dan lewat tanah (T2) berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan bobot kering tanaman. Cara pemberian Si lewat tanah nyata lebih tinggi pengaruhnya terhadap tinggi tanaman dan bobot kering tanaman dibandingkan cara pemberian Si lewat daun.