Evaluasi lahan beberapa komoditas pertanian menggunakan Automated Land Evaluation System (ALES) di SKP Rantaupandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi
View/ Open
Date
2007Author
Mulya, Setyardi Pratika
Widiatma
Hendrisman, Marwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Automated Land Evaluation System (ALES) merupakan perangkat lunak khusus yang dirancang untuk evaluasi lahan. ALES berbasis DOS (Disk Operating System) dan bersifat expert system (Rossitter et al., 1997). Selain dapat digunakan untuk menganalisa kesesuaian lahan secara fisik, ALES juga dapat digunakan untuk menganalisa prakiraan hasil finansial usaha tani. Metode yang digunakan berdasarkan Food and Agriculture Organization dalam bukunya berjudul "Framework for Land Evaluation".
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui tingkat kesesuaian lahan lokasi penelitian dengan menggunakan ALES terhadap sembilan komoditas pertanian yang biasa diusahakan. Komoditas tersebut adalah cabe, jagung, kacang panjang, kedelai, karet, kelapa sawit, padi gogo, sawi, dan tomat. (2) Mengetahui komoditas yang secara ekonomis paling menguntungkan, dan (3) Pemetaan kesesuaian lahan sembilan komoditas pertanian yang diamati
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus di daerah transmigrasi Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Rantaupandan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan di UPT Rantaupandan Satuan Pemukiman (SP)-1, SP- 2, SP-3, SP-4, dan SP-5. Lokasi penelitian merupakan bagian proyek pekerjaan Rencana Teknis Satuan Pemukiman (RTSP) dan Rencana Teknis Jalan (RTJ) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2000, 2001, 2002, dan 2003.
Secara umum metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data/literatur dan analisis data. Data yang dikumpulkan diantaranya adalah iklim, profil dan kedalaman tanah, elevasi dan kemiringan lereng, penggunaan lahan dan
penyebaran jenis tanah, produktivitas dan harga berbagai macam input usaha tani,
sifat kimia tanah (kemasaman tanah, kadar C-organik, basa-basa dalam tanah (Ca,
Mg. K, dan Na), KTK tanah) dan sifat fisik tanah (tekstur, air tersedia, drainase).
Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap analisis data awal dan tahap analisis data lanjutan. Analisis data awal terdiri dari: analisis fisika dan kimia sampel tanah dan pengolahan data/peta dasar. Sedangkan analisis data lanjutan terdiri dari: 1) analisis kesesuaian lahan fisik (aktual dan potensial) menggunakan ALES, 2) pembuatan peta kesesuaian lahan, dan 3) analisis ekonomi (gross margin (GM) dan Benefit Cost Rasio (Rasio BC) untuk tanaman semusim, dan ditambah analisis Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR) untuk tanaman tahunan).
Analisis kesesuaian lahan dilakukan pada kondisi aktual dan potensial. Dalam penilaian kesesuaian lahan aktual, faktor pembatas yang digunakan adalah temperatur (tc), ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), bahaya crosi (eh), retensi hara (nr), dan media perakaran (re). Sedangkan pada penilaian kesesuaian lahan potensial, faktor pembatas yang digunakan adalah temperatur (tc), bahaya erosi (ch), dan media perakaran (rc). Sementara itu, faktor pembatas ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), dan retensi hara (nr), pada penilaian kesesuaian lahan potensial tidak diikutsertakan dalam analisis karena diasumsikan telah dilakukan perbaikan
Hasil penelitian pada sembilan komoditas pertanian yang diamati menunjukkan bahwa penilaian kesesuaian lahan aktual dari kelima. Satuan Pemukiman (SP), didominasi oleh kelas kesesuaian lahan $3 (sesuai marginal) dengan pembatas yang paling dominan adalah bahaya erosi. Selain itu, di lokasi studi juga terdapat beberapa bagian lahan dengan kelas kesesuaian N dan S2 dengan pembatas retensi hara, ketersediaan air, temperatur, media perakaran dan
kondisi suhu. Sementara itu, hasil penilaian kesesuaian lahan potensial
menunjukkan bahwa pada beberapa Satuan Peta Tanah (SPT) mengalami
kenaikan kelas kesesuaian lahan, yaitu dari kesesuaian lahan aktual S2 menjadi
kesesuaian lahan potensial S1 dan dari kesesuaian lahan aktual S3 menjadi
kesesuaian lahan potensial S2. Pembatas lahan yang dominan adalah bahaya erosi...
