Show simple item record

dc.contributor.authorHidayatin, Dewi
dc.date.accessioned2010-05-05T12:48:50Z
dc.date.available2010-05-05T12:48:50Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12938
dc.description.abstractSebagai negara berkembang, Indonesia tidak terlepas dari upaya pembangunan fisik maupun mental, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia. Dalam kaitan terse but maka diperlukan usaha agar dapat menuju swasembada pangan bagi peningkatan gizi masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut diperlukan upaya peningkatan penyediaan sumber gizi yang diantaranya aalah dengan mengkonsumsi protein hewani yang berasal dari sapi perah berupa susu. Sapi perah dengan kemampuan reproduksi yang tinggi harus didukung pula oleh mutu genetik yang unggul agar produksinya makin meningkat. Salah satu upaya yang di tempuh oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan penggunaan teknologi insemenasi buatan (IB). Inseminasi buatan merupakan salah satu aitematif yang tepat, karena teknologi ini tergolong sederhana dan lebih.aplikatif. Program IB mencakup serangkaian kegiatan yang terdiri atas seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penilaian, pengenceran dan pengawetan semen (pendinginan dan pembekuan) selia distribusi. E-"aluasi pelaksanaan IB pada beberapa daerah di Indonesia sudah pemah dilakukan dengan asumsi bahwa semen beku yang digunakan memenuhi kualitas standar. Bagaimana kualitas semen beku yang di produksi oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) dan setelah didistribusikan ke lapangan belum banyak diketahui. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen beku sapi perah produksi BIB Lembang dan Singosari, membandingkan kualitas semen beku sapi perah produksi BIB Lembang dan Singosari selia mengetahui status present kualitas semen beku sapi perah pada setiap tahap jalur distribusi. Semen beku yang digunakan adalah semen beku sapi perah Fries Holland (FH) yang di produksi oleh BIB Lembang dan Singosari. Semen beku tersebut diambil mengikuti tahapan jalur distribusi yang meliputi BIB, propinsi (Satuan Pelaksanaan Inseminasi BuataniSPIB n, kabupaten (SPIB II) dan pos IB. Eveluasi yang dilakukan untuk menentukan kualitas semen beku adalah penghitungan konsentrasi, persentase motilitas; persentase hidup dan abnormalitas serta persentase keutuhan membran plasma (MPU). Hasil evaluasi yang di peroleh menunjukan bahwa nilai konsentrasi dan motilitas tidak terlihat adanya perbedaan yang nyata (P>0,05), akan tetapi nilai konsentrasi masih berada di bawah nilai standar minimal yang ditetapkan oleh pemerintah. Persentase hidup spermatozoa menunjukan nilai yang berbeda nyata (P< 0,05) antara kedua BIB, dimana BIB Singosari menunjukan nilai yang lebih baik. Seuangkan nilal persenmse abnorInaliias dan keulunan lllerlllJnui plasflia tida~ menunjukan nilai yang berbeda nyata (P>O,05). Untuk menindaklanjuti penelitian ini perlu diadakannya penelitian dengan menggunakan sampel semen beku yang memperhatikan kode produksi yang sama dan mengikuti tahapan jalur distribusi mulai dari BIB, propinsi (SPIB I), kabupaten (SPIB II) dan pos IB, sehingga dapat diketahui dengan pasti kualitas semen beku dilapangan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleKaji Banding Kualitas Semen Beku Sapi FH Produk BIB Lembang Dan Singosari Pada Setiap Tahap Jalur Distribusiid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record