| dc.description.abstract | Laju kerusakan hutan Indonesia yang sangat tinggi menyebabkan banyaknya industri kehutanan yang mengalami kemunduran. Kerusakan ini disebabkan oleh pelaksanaan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (TUPHHK) yang tidak sesuai peraturan serta banyaknya kegiatan illegal logging. Sebagian besar industri kehutanan yang mengalami kemunduran berasal dari industri hulu. Salah satu industri yang masih bertahan di Indonesia yaitu industri pulp.
Di sisi lain, peningkatan penduduk dunia menyebabkan permintaan akan kertas semakin meningkat, sehingga permintaan pulp dunia juga meningkat. Hal ini mendorong banyaknya industri pulp yang meningkatkan kapasitas produksinya. Terbatasnya bahan baku serta persaingan diantara produsen pulp melatarbelakangi perlunya pelaksanaan proses produksi pulp secara efektif dan efisien. Analisis biaya produksi merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membuat kebijakan-kebijakan agar proses produksi dapat berjalan efektif dan efisien.
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP), Pangkalan Kerinci-Riau yang bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya produksi pulp, nilai Break Event Point (BEP), nilai Return of Investment (ROI), dan nilai tambah (added value) log pada konversi log menjadi pulp di perusahaan tersebut.
Proses produksi yang ada di PT. RAPP ditangani oleh Departemen Produksi yang dibagi lagi menjadi lima departemen yaitu Departemen Wood Yard, Departemen Fiberline, Departemen Pulp Machine, Departemen Chemical Plant dan Departemen Lime Kiln dan Effluent. Sedangkan tahapan proses produksi pulp yang terdapat di PT. RAPP meliputi persiapan bahan baku (infeed), pengupasan kulit (debarking), pembuatan serpih (chipping), pemasakan chip (cooking), penyaringan dan pencucian pulp (screening and washing), bleaching, bleach screening, forming, pressing, drying, cutting layboy dan baling (finishing). ... | id |
