dc.description.abstract | Kubis merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan. Kendala yang sering dihadapi dalam budidaya kubis adalah adanya serangan hama Plutella xylostella (Lepidoptera: Yponomeutidae). Salah
sah cara pengendalian hama kubis adalah dengan insektisida botani.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keefektifan campuran ekstrak Agala odorata (Meliaceae) dan Piper retrofractum (Piperaceae) terhadap larva P. stella dan persistensinya serta gejala fitotoksik yang ditimbulkan sehingga dapat memberikan informasi teknologi yang dapat diaplikasikan di lapangan
Setiap bahan tanaman ranting pacar cina (A. odorata) dan buah cabai jawa (P. retrofractum) dikeringanginkan, dipotong, dan diblender. Serbuk setiap jenis tanaman diekstrak dengan metanol (1:10 w/v) dengan metode maserasi. Campuran ekstrak A. odorata dan P. retrofractum (OR) perbandingan 2:1; 1:1; dan 12 diuji dengan metode pencelupan daun pada konsentrasi 0,8%; 0,4%; 0,2% 0,1%; dan 0,05% serta kontrol. Pengamatan mortalitas dilakukan pada 24, 48, dan 72 jam setelah perlakuan (JSP). Untuk uji persistensi dan fitotoksisitas digunakan campuran OR 0,2%, 0,1%, insektisida pembanding (Decis 2,5 EC) dengan bahan aktif deltametrin serta kontrol. Ekstrak OR dan Decis 2,5 BC serta kontrol disemprotkan pada seluruh bagian tanaman, kemudian tanaman dipaparkan di bawah sinar matahari selama 7 hari mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Daun yang dipaparkan pada 0, 1, 3, 5, dan 7 dipotong dengan ukuran 3 cm x 3 cm dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang dialasi kertas tisu kemudian dimasukkan 10 larva P. xylostella. Pengamatan mortalitas dilakukan pada 24, 48, dan 72 JSP.
Campuran ekstrak OR 0,8% untuk perbandingan 2:1, 1:1, dan 1:2 menyebabkan mortalitas larva yang tinggi yaitu berturut-turut sebesar 94%, 92%, dan 100%. Nilai LCso terendah terdapat pada perbandingan 1:1 sedangkan LC9 dan LCos terendah terdapat pada perbandingan 1:2. Uji persistensi
menunjukkan tingkat mortalitas larva yang tinggi pada pemaparan 0 dan 1 hari. Mortalitas larva mengalami penurunan pada pemaparan 3 hingga 7 hari. Singkatnya persistensi dapat dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari. Campuran ekstrak OR juga tidak mengakibatkan gejala fitotoksisitas pada semua perlakuan hinggga 7 hari pemaparan sehingga campuran ekstrak OR aman digunakan pada tanaman. | id |