Show simple item record

dc.contributor.advisorAmin, Akhmad Arif
dc.contributor.advisorRahayu, Sri
dc.contributor.authorRahmawati, Tri
dc.date.accessioned2023-10-27T01:24:08Z
dc.date.available2023-10-27T01:24:08Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128815
dc.description.abstractGenus Culex dapat berperan sebagai vektor penyakit elephantiasis (kaki gajah). Nyamuk betina Culex quinquefasciatus dapat berperan sebagai vektor Plasmodium relictum pada unggas, Dirofilaria immitis pada anjing, Wuchereria bancrofti dan Japanese encephalitis. Penggunaan insektisida sintetik untuk mengurangi populasi dapat menimbulkan dampak buruk. Sehingga dalam pengendalian nyamuk sebaiknya menggunakan insektisida nabati. Daun Legundi (Vitex triflia L) adalah salah satu tanaman yang berpotensi untuk mengusir dan membunuh serangga. Penelitian ini dilakukan di lnsektarium, Laboratorium Entomologi, Departemen Parasitologi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, lnstitut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah menguji ekstrak daun Legundi dalam pelarut aquades, metanol dan etanol pada konsentrasi 0.01-0.09 % yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati. Pengujian dilakukan dalam larutan penguji dengan konsentrasi 0.09, 0.08, 0.07, 0.06, 0.05, 0.04, 0.03, 0.02, 0.01 % dan kontrol untuk masing-masing pelarut (aquades, metanol dan etanol). Setiap konsentrasi di masukkan 25 ekor larva instar III dan diberi pelet ikan. Perlakuan dilakukan dengan 5 kali ulangan dan pengamatan 8 jam sekali. Berdasarkan hasil ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan menunjukkan bahwa jumlah persentase kematian larva instar III dan pupa pada semua konsentrasi untuk pelarut aquades, metanol dan etanol berbeda nyata dengan kontrol pada taraf 5 %. Persentase kematian larva instar III dan pupa mencapai 100 % terdapat pada konsentrasi 0.09 % (aquades), 0.04 % (metanol) dan 0.06 % (etanol). Lama perkembangan larva instar III menjadi pupa pada konsentrasi 0.08 % (40.48 jam) dalam pelarut aquades tidak berbeda nyata dengan kontrol (43.06 jam) tetapi pada konsentrasi 0.01 % (62.92 dan 79.74 jam) untuk pelarut metanol dan etanol berbeda nyata dengan kontrol (43.90 dan 48.72 jam) pada taraf 5 %. Sedangkan lama perkembangn pupa menjadi dewasa pada konsentrasi 0.08 % (22.67 jam) dalam pelarut aquades berbeda nyata dengan kontrol (40.82 jam) tetapi pada konsentrasi 0.01 % (46,98 jam) pada pelarut metanol serta pada konsentrasi 0.01 dan 0.02 % (50.08 dan 44.61 jam) pelarut etanol tidak berbeda nyata dengan kontrol (60.51 dan 59.25 jam) pada taraf 5 %. Sedangkan berdasarkan hasil analisis probit nilai Lethal Consentration 50 (LC50) dari ekstrak daun Legundi dalam pelarut aquades, metanol dan etanol secara berurutan adalah 0.03173 %, 0.01628 % dan 0.01546 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ekstrak daun Legundi memiliki bahan aktif yang bersifat sebagai insektisida nabati terhadap Culex quinquefasciatusid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcCulex quinquefasciatusid
dc.subject.ddcDaun legundiid
dc.titlePemberian Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia L.) terhadap Perkembangan Larva lnstar III Culex quinquefasciatusid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record