dc.description.abstract | Genus Culex dapat berperan sebagai vektor penyakit elephantiasis (kaki
gajah). Nyamuk betina Culex quinquefasciatus dapat berperan sebagai vektor
Plasmodium relictum pada unggas, Dirofilaria immitis pada anjing, Wuchereria
bancrofti dan Japanese encephalitis.
Penggunaan insektisida sintetik untuk mengurangi populasi dapat
menimbulkan dampak buruk. Sehingga dalam pengendalian nyamuk sebaiknya
menggunakan insektisida nabati. Daun Legundi (Vitex triflia L) adalah salah
satu tanaman yang berpotensi untuk mengusir dan membunuh serangga.
Penelitian ini dilakukan di lnsektarium, Laboratorium Entomologi,
Departemen Parasitologi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, lnstitut
Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah menguji ekstrak daun Legundi
dalam pelarut aquades, metanol dan etanol pada konsentrasi 0.01-0.09 % yang
dapat digunakan sebagai insektisida nabati.
Pengujian dilakukan dalam larutan penguji dengan konsentrasi 0.09, 0.08,
0.07, 0.06, 0.05, 0.04, 0.03, 0.02, 0.01 % dan kontrol untuk masing-masing
pelarut (aquades, metanol dan etanol). Setiap konsentrasi di masukkan 25 ekor
larva instar III dan diberi pelet ikan. Perlakuan dilakukan dengan 5 kali ulangan
dan pengamatan 8 jam sekali.
Berdasarkan hasil ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan
menunjukkan bahwa jumlah persentase kematian larva instar III dan pupa pada
semua konsentrasi untuk pelarut aquades, metanol dan etanol berbeda nyata
dengan kontrol pada taraf 5 %. Persentase kematian larva instar III dan pupa
mencapai 100 % terdapat pada konsentrasi 0.09 % (aquades), 0.04 % (metanol)
dan 0.06 % (etanol). Lama perkembangan larva instar III menjadi pupa pada
konsentrasi 0.08 % (40.48 jam) dalam pelarut aquades tidak berbeda nyata
dengan kontrol (43.06 jam) tetapi pada konsentrasi 0.01 % (62.92 dan 79.74
jam) untuk pelarut metanol dan etanol berbeda nyata dengan kontrol (43.90 dan
48.72 jam) pada taraf 5 %. Sedangkan lama perkembangn pupa menjadi
dewasa pada konsentrasi 0.08 % (22.67 jam) dalam pelarut aquades berbeda
nyata dengan kontrol (40.82 jam) tetapi pada konsentrasi 0.01 % (46,98 jam)
pada pelarut metanol serta pada konsentrasi 0.01 dan 0.02 % (50.08 dan 44.61
jam) pelarut etanol tidak berbeda nyata dengan kontrol (60.51 dan 59.25 jam)
pada taraf 5 %. Sedangkan berdasarkan hasil analisis probit nilai Lethal
Consentration 50 (LC50) dari ekstrak daun Legundi dalam pelarut aquades,
metanol dan etanol secara berurutan adalah 0.03173 %, 0.01628 % dan 0.01546
%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ekstrak daun Legundi memiliki
bahan aktif yang bersifat sebagai insektisida nabati terhadap Culex
quinquefasciatus | id |